WahanaNews.co | Satu satelit milik Badan Penerbangan dan Antariksa AS (National Aeronautics and Space Administrations/NASA) yang berusia 38 tahun dan sudah pensiun akan jatuh dari angkasa.
NASA mengatakan pada Jumat (6/1/2023) bahwa kemungkinan puing-puing satelit itu jatuh menimpa manusia sangat kecil.
Baca Juga:
Korut Rencanakan Peluncuran Satelit, Jepang-Korsel Minta Dibatalkan Langsung
Menurut NASA, sebagian besar dari satelit seberat 2.450 kilogram itu akan terbakar saat memasuki atmosfer Bumi. Namun, beberapa bagian diperkirakan akan utuh.
Dikutip VOA, Badan antariksa itu menyebut kemungkinan cedera akibat puing-puing yang jatuh itu adalah sekitar 1 banding 9.400.
Departemen Pertahanan AS mengatakan satelit sains itu diperkirakan akan jatuh sekitar 17 jam lebih cepat atau lebih lambat pada Minggu (8/1/2023) malam.
Baca Juga:
Ilmuwan Takjub, Ada 3 Bulan Baru Mengorbit di Neptunus dan Uranus
Namun, Aerospace Corp. yang berbasis di California menargetkan satelit akan jatuh lebih cepat atau lebih lambat 13 jam pada Senin (9/1/2023) pagi, di jalur yang melintasi Afrika, Asia, Timur Tengah, dan wilayah paling barat Amerika Utara dan Selatan.
Satelit Anggaran Radiasi Bumi, yang dikenal sebagai ERBS, diluncurkan pada 1984 naik pesawat ulang-alik Challenger. Meskipun masa kerja yang diharapkan adalah dua tahun, satelit itu terus melakukan pengukuran ozon dan atmosfer lainnya sampai pensiun pada 2005. Satelit itu mempelajari bagaimana Bumi menyerap dan memancarkan energi dari matahari.
Satelit itu dilepas secara khusus oleh Challenger. Perempuan pertama Amerika di luar angkasa, Sally Ride, melepaskan satelit itu ke orbit menggunakan lengan robot pesawat ulang-alik itu. Misi yang sama juga menampilkan spacewalk pertama oleh seorang perempuan AS yakni Kathryn Sullivan. Itu adalah pertama kalinya dua astronot perempuan terbang ke luar angkasa bersama.