WahanaNews.co | Kyrgyzstan menyatakan menolak jadi tempat pangkalan militer Amerika Serikat (AS). Alasannya, kehadiran pasukan Rusia di sana dirasa sudah cukup.
"Kami memiliki pangkalan [militer] Rusia di [kota] Kant. Satu pangkalan sudah cukup bagi kami. Kami tidak ingin bermain kucing dan tikus dengan kekuatan, menampung dua pangkalan," kata Presiden Kyrgyzstan Sadyr Japarov, Sabtu (23/10/2021), yang dilansir Sputniknews.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Komentar Japarov itu muncul ketika ditanya wartawan tentang kemungkinan Kyrgyzstan menjadi tuan rumah pangkalan udara AS setelah penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan.
Setelah penarikan pasukan AS dari Afghanistan, Gedung Putih dilaporkan menganggap Kyrgyzstan sebagai lokasi pangkalan militernya.
Pangkalan udara Rusia didirikan di Kant, terletak sekitar 12 mil di luar Bishkek, pada tahun 2003 sebagai bagian dari Collective Rapid Deployment Force dan terlibat dalam memastikan keamanan wilayah udara negara anggota Collective Security Treaty Organization (CSTO).
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Pada akhir 2012, Kyrgyzstan setuju untuk menyewakan pangkalan tersebut ke Rusia selama 15 tahun, dengan opsi perpanjangan otomatis selama lima tahun, sebagai imbalan atas pengurangan utang negara itu oleh Moskow.
Pangkalan AS dibuka di bandara Manas Bishkek pada tahun 2001. Pangkalan itu ditugaskan untuk mendukung Operation Enduring Freedom di Afghanistan.
Fasilitas itu menampung prajurit dan peralatan dari negara-negara yang berpartisipasi dalam koalisi anti-teroris; tulang punggung koalisi itu terdiri dari pasukan dan aset Amerika.
Setelah 8 tahun, pangkalan udara itu berganti nama menjadi Transit Center, dan pada musim panas 2014 ditutup atas perintah pemerintah Kyrgyzstan. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.