WahanaNews.co | Jepang dan China terlanda suhu panas ekstrem.
Bahkan, panas terik matahari di negara setempat mencapai 42 derajat celsius.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Suhu tersebut dinyatakan sebagai suhu tertinggi yang pernah terjadi dan tercatat sejak 1957.
Banyak masyarakat mengunjungi arena waterpark untuk mendinginkan suhu badan mereka.
Pemakaian listrik guna menyalakan AC pun meningkat.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Seperti yang tercatat di daerah Tianjin, China, pada Sabtu (25/6/2022).
Dalam sehari, penduduk Tianjin mampu menghabiskan 15,7 juta kwh listrik, yang menjadi rekor tertinggi pemakaian listrik sehari dalam setahun ini.
Pemerintah China menyarankan warga untuk tetap berada di dalam rumah untuk menghindari terkena sengatan panas matahari.
Sementara di Jepang, sinar matahari membuat suhu di wilayah setempat naik mencapai 35 derajat celsius.
Bagi penduduk Jepang, yang terbiasa dengan udara dingin, suhu tersebut cukup mengkhawatirkan, karena mereka belum terbiasa dengan sengatan panas.
Bahkan, seorang petugas pembersih kaca gedung harus dilarikan ke rumah sakit saat gondola yang menghantarkannya naik-turun wilayah luar gedung bertingkat yang dibersihkannya macet selama puluhan menit.
Pekerja tersebut disinyalir terkena hempasan heat stroke.
Sama halnya di Cina, naiknya suhu lingkungan di Jepang juga mengakbatkan naiknya konsumsi listrik oleh warga lokal.
Bahkan, perusahaan penyedia pasokan listrik Tokyo menghimbau warga agar berhemat daya demi ketersediaan listrik. [gun]