Namun kritik tetap muncul, termasuk dari pemimpin komunitas Chiang Chu-hsuan (60) yang menyebut booklet itu sebagai “pemborosan uang” dan mendesak Presiden Lai untuk lebih fokus “menghindari perang.”
Seorang legislator Taiwan dari Partai Kuomintang, Yeh Yuan-chih, juga mempertanyakan anggaran pencetakan dan pengiriman booklet tersebut di tengah tensi politik yang meningkat.
Baca Juga:
Peretas Temukan Dokumen Rahasia, Rusia Diam-diam Siapkan China Invasi Taiwan
China tetap menegaskan Taiwan sebagai wilayah kedaulatannya dan pada Oktober (xx/10/2025) kembali menyoroti bahwa mereka tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekerasan untuk ‘menyatukan kembali’ pulau itu.
China dan Taiwan telah beberapa kali menggelar latihan militer besar sepanjang tahun ini, menunjukkan dinamika kawasan yang semakin rawan gesekan.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.