WahanaNews.co | Untuk membeli produk minyak pemerintah Ghana tengah mengerjakan kebijakan baru.
Produk minyak bakal dibeli dengan emas daripada cadangan dolar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga:
Realisasi Investasi di Nagan Raya Aceh Tahun 2023 Naik Rp3,7 Triliun
Hal ini disampaikan Wakil Presiden Mahamudu Bawumia di Facebook.
Kebijakan baru ini dimaksudkan untuk mengatasi berkurangnya cadangan mata uang asing, seiring bertambahnya permintaan dolar oleh importir minyak. Ini telah melemahkan mata uang lokal, Cedi, dan meningkatkan biaya hidup di negara tersebut.
"Jika diterapkan sesuai rencana untuk kuartal pertama 2023, kebijakan baru itu akan secara mendasar mengubah neraca pembayaran kami dan secara signifikan mengurangi depresiasi mata uang kami yang terus-menerus," kata Bawumia, mengutip Reuters, Jumat (25/11/2022).
Baca Juga:
Polresta Bandung Ringkus Pelaku Penyalahgunaan BBM Subsidi Jenis Solar di Bojongsoang
Bawumia menjelaskan penggunaan emas akan mencegah nilai tukar berdampak langsung pada harga bahan bakar atau utilitas. Karena penjual domestik tidak lagi membutuhkan valuta asing untuk mengimpor produk minyak.
"Barter emas untuk minyak merupakan perubahan struktural yang besar," tambahnya.
Menurut data pemerintah, cadangan Internasional Bruto Ghana mencapai sekitar US$6,6 miliar (sekitar Rp103 triliun) pada akhir September 2022, setara dengan cakupan impor kurang dari tiga bulan. Itu turun dari sekitar US$9,7 miliar (Rp151 triliun) pada akhir tahun lalu.
Kebijakan yang diusulkan ini tergolong tidak biasa. Kesepakatan semacam itu biasanya melibatkan negara penghasil minyak yang menerima barang non-minyak daripada sebaliknya.
Ghana sendiri memproduksi minyak mentah. Tetapi negeri itu bergantung pada impor untuk produk minyak sulingan sejak satu-satunya kilangnya ditutup setelah ledakan pada 2017.
Di sisi lain, Ghana juga mengumumkan langkah untuk memotong pengeluaran dan meningkatkan pendapatan. Krisis utang yang meningkat menjadi penyebab.
Dalam presentasi anggaran 2023 kepada parlemen pada Kamis, Menteri Keuangan Ken Ofori-Atta memperingatkan negara Afrika Barat itu berisiko tinggi mengalami tekanan utang. Depresiasi cedi secara serius juga memengaruhi kemampuan Ghana untuk mengelola utang publiknya.
Pemerintah pun saat ini sedang menegosiasikan paket bantuan dengan Dana Moneter Internasional (IMF). Negara penghasil kakao, emas, dan minyak itu menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam satu generasi. [tum]