Setelah radar musuh teralihkan, barulah pesawat B-2 menjatuhkan 14 bom bunker-buster GBU-57 Massive Ordnance Penetrator yang masing-masing memiliki berat sekitar 13 ton.
Operasi besar ini diberi nama Midnight Hammer, melibatkan lebih dari 125 pesawat tempur AS, dan menyasar tiga situs nuklir utama Iran.
Baca Juga:
Bukan Bom Biasa, Inilah Senjata Monster AS yang Remukkan Fasilitas Nuklir Bawah Tanah Iran
Departemen Pertahanan AS menyebut misi ini sebagai salah satu operasi B-2 terbesar dan terlama kedua dalam sejarah angkatan udara.
Ketua Gabungan Kepala Staf Jenderal Dan Caine menegaskan bahwa operasi tersebut berlangsung nyaris sempurna.
“Pesawat tempur Iran tidak terbang, dan tampaknya sistem rudal permukaan-ke-udara Iran tidak mendeteksi kami sepanjang misi. Kami mempertahankan unsur kejutan,” kata Caine dalam jumpa pers.
Baca Juga:
USS Nimitz Tiba-tiba Hilang Sinyal di Perairan RI, Ini Respons TNI AL
Caine juga menyebut bahwa hanya segelintir orang di Washington yang mengetahui detail operasi ini. Bahkan banyak pejabat senior baru menyadari adanya serangan setelah unggahan Presiden Donald Trump di media sosial pada malam sebelumnya.
Penilaian awal menunjukkan kerusakan besar pada ketiga target, meski Caine belum memastikan apakah program nuklir Iran sepenuhnya lumpuh.
Namun, Menteri Pertahanan Pete Hegseth bersikap lebih yakin.