WahanaNews.co | Kelompok
LGBT di Kabul, Afghanistan, mengungkapkan, sejak Taliban berkuasa, mereka
merasa terancam akan dibunuh.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
Mereka kini bersembunyi di rumah selagi berharap dapat
dievakuasi oleh Barat, sebelum Taliban memberlakukan ancaman hukuman mati bagi
kelompok LGBT di Afghanistan.
Taliban mengatakan orang Afghanistan tidak perlu takut
kepada mereka. Tetapi saat terakhir berkuasa, ada laporan bahwa Taliban merajam
penyuka sesama jenis sampai mati.
Laporan ini membuat sejumlah kelompok LGBT kini bersembunyi
ketakutan di rumah mereka. Adapun dukungan yudisial untuk menerapkan hukuman
mati yang sebetulnya sudah ada namun belum aktif diterapkan, membuat mereka
makin cemas.
Baca Juga:
Afghanistan Kembali Gempa Bumi Berkekuatan 6,3 Magnitudo
"Saya merasa sangat tidak nyaman, hanya menangis dan
berpikir, "Apa yang akan terjadi?"," kata seorang siswa berusia 21 tahun,
yang namanya dirahasiakan untuk melindungi identitasnya, melalui telepon dari
Kabul dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, Taliban memasuki Kabul pada Minggu (15/8).
Mereka dengan cepat menyelesaikan pengambilalihan militer atas negara itu
setelah Amerika Serikat (AS) mulai menarik pasukan.
Di masa kekuasaan Taliban pada 2001, kelompok LGBT
mengatakan terlalu berbahaya untuk hidup secara terbuka di Afghanistan. Invasi
AS dalam 20 tahun terakhir telah membuat banyak perubahan yang lebih baik bagi
kaum itu.