WahanaNews.co | Kelompok
Taliban dituding membunuh seorang wanita lantaran tidak mengenakan burka di
tempat umum di Provinsi Takhar, Afghanistan, Selasa (17/8/2021) lalu.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Ironisnya, pembunuhan yang dituduhkan ini terjadi pada hari
yang sama ketika kelompok itu berjanji akan menghormati hak-hak wanita di negara
itu.
Tuduhan itu dilaporkan sejumlah media Barat, salah satunya
New York Post pada Rabu (18/8/2021). Menurut laporan tersebut, tubuh korban
terbaring dalam genangan darah, dan anggota keluarganya menangis di dekatnya.
Laporan itu disertai juga dengan bukti foto. Meski demikian,
laporan dan foto tersebut belum bisa diverifikasi secara independen.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Kelompok Taliban belum berkomentar atas laporan itu. Media
lokal juga tidak melaporkan tentang pembunuhan tersebut.
Saat Taliban dengan kecepatan yang menakjubkan telah merebut
Afghanistan, iklan-iklan di dinding bergambar wanita dengan pakaian Barat
ditutupi cat putih, sementara pria dengan jeans dan T-shirt bergegas untuk
berganti ke tunik tradisional.
"Satu-satunya hal yang dipikirkan orang adalah
bagaimana bertahan hidup di sini atau bagaimana melarikan diri," kata
Aisha Khurram, 22 , seperti dikutip oleh kantor berita AP di Kabul.
"Satu-satunya yang kita miliki adalah Tuhan kita."
Para milisi rezim baru di Afghanistan dilaporkan telah
berpatroli di jalan-jalan Kabul dan banyak kota lain, memukuli orang-orang yang
mencoba melarikan diri.
"Ada anak-anak, wanita, bayi, wanita tua, mereka hampir
tidak bisa berjalan," kata seorang mantan kontraktor Departemen Luar Negeri
Afghanistan kepada Fox News.
"Mereka [berada dalam] situasi yang sangat, sangat buruk,
saya beri tahu Anda. Pada akhirnya, saya berpikir bahwa ada sekitar 10.000 atau
lebih dari 10.000 orang, dan mereka berlari ke bandara...Taliban memukuli orang
dan orang-orang melompat dari pagar, kawat berduri, dan juga dinding,"
kata mantan kontraktor tersebut yang berbicara dalam kondisi anonim.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengadakan konferensi
pers pada hari Selasa untuk mengatakan bahwa kelompoknya akan menghormati
hak-hak wanita, dalam hukum syariah yang sangat ketat.
Kelompok itu mendesak para wanita untuk kembali bekerja dan
anak perempuan kembali ke sekolah.
Mujahid juga berjanji untuk memberikan amnesti kepada warga
Afghanistan yang bekerja dengan pemerintah rancangan Amerika Serikat yang
sekarang telah digulingkan. [rin]