WahanaNews.co | Karena kepepet kebutuhan minyak dalam negeri, India nekat memborong minyak mentah dari Rusia.
Mereka tak lagi melihat ancaman dari AS, demi memenuhi kebutuhan rakyatnya yang sudah merasakan kelangkaan minyak.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Baru-baru ini, bisnis sektor publik India, Indian Oil, mengumumkan telah membeli sekitar 3 juta barel minyak mentah.
India memborong minyak mentah setelah Rusia menawarkan diskon besar dibandingkan dengan minyak mentah Brent.
Sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki memperingatkan India, membeli minyak Rusia akan menempatkan negara demokrasi terbesar pada ancaman sanksi.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
Akan tetapi, Jen Psaki memperingatkan, membeli minyak Rusia artinya mendukung invasi ke Ukraina yang jelas telah memberi dampak kehancuran.
Secara aturan, Psaki mengakui jika pembelian minyak dari Rusia itu tidak melanggar sebuah aturan.
Di tengah teguran keras dari AS, India malah mempertegas jika mereka akan terus mengimpor energi untuk kepentingan rakyatnya, meski harus membeli dari Rusia.
"Transaksi energi India yang sah tidak boleh dipolitisasi oleh negara manapun. Mengimpor dari Rusia adalah sah dalam sebuah perdagangan internasional. Dan tidak boleh ada yang membatasi," kata sumber di Kementerian Luar Negeri India kepada Sputnik.
Sumber pemerintah India menambahkan, lonjakan harga minyak terjadi sejak konflik Ukraina.
Hal itu meningkatkan kebutuhan untuk mengambil keuntungan dari sumber yang kompetitif.
Mengutip importir besar minyak dan gas Rusia seperti Jerman, Italia, Prancis, Belanda, Polandia, Lithuania, sumber tersebut mencatat, bahwa sanksi Barat baru-baru ini terhadap Moskow memiliki pengecualian untuk menghindari dampak impor energi dari Rusia.
"Bank Rusia yang merupakan saluran utama pembayaran Uni Eropa untuk impor energi Rusia belum dikeluarkan dari SWIFT," ujar sumber tersebut menekankan.
Dia mengesampingkan kekhawatiran atas sanksi AS yang bisa terjadi lantaran tetap melakukan pembelian minyak dari Rusia dibayar.
India selama ini tercatat sebagai konsumen energi terbesar ketiga di dunia. Belum lama ini India membeli 3 juta barel minyak mentah karena Rusia menawarkan diskon besar untuk minyak mentah Brent yang berlaku.
Sumber mengatakan, bahwa pihak Rusia memberikan diskon 27 hingga 30 persen dibandingkan dengan tarif internasional.
Menurut data komoditas dan perusahaan analitik Kpler, akuisisi India dari Rusia menyentuh 360.000 barel per hari minyak pada Maret 2022, artinya hampir empat kali lipat rata-rata 2021.
Bahkan, sumber mengatakan, jika India dalam waktu dekat ini malah akan membeli 15 juta barel minyak mentah dari Rusia.
Kesepakatan itu terjadi setelah awal pekan ini, Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak berbicara dengan Menteri Perminyakan India, Hardeep Singh Puri.
"Kami tertarik untuk menarik investasi India lebih lanjut ke sektor minyak. Kami juga memperluas jaringan penjualan perusahaan Rusia di India," kata Novak.
Energi telah menjadi simbol kuat dari kemitraan strategis khusus dan istimewa antara perusahaan India dan Rusia yang dimulai sejak 2016.
Rosneft memiliki 49 persen dari Nayara Energy, perusahaan swasta India, yang menjalankan kilang terbesar kedua di negara itu.
Kenaikan tiba-tiba harga minyak mentah dan gas telah mengganggu perkiraan anggaran pemerintah India untuk tahun keuangan saat ini.
Karena 85 persen dari kebutuhan minyak mentah India (5 juta barel per hari) harus diimpor, harga yang lebih tinggi untuk komoditas ini dapat merugikan India 1,6 persen dari produk nasional bruto tahunannya.
Sebagian besar impor berasal dari Timur Tengah (Irak 23 persen, Arab Saudi 18 persen, UEA 11 persen). AS juga menjadi sumber minyak mentah penting bagi India (7,3 persen). [qnt]