WahanaNews.co | Pasukan
keamanan Tunisia mengamankan 2 anggota parlemen dari partai Islam, Maher Zid
dan Mohamed Affes dari koalisi Al-Karama. Keduanya menentang perebutan
kekuasaan oleh Presiden Kais Saied.
Baca Juga:
Jelang Ramadan 2024, Impor Kurma ke Indonesia Meningkat
Dilansir dari AFP, Senin (2/8/2021), kedua anggota parlemen
itu ditempatkan dalam penahanan sementara, sehubungan dengan penyelidikan
militer. Hal itu disampaikan oleh ketua partai Seifeddine Makhlouf melalui akun
Facebooknya.
Penangkapan mereka pada Sabtu malam itu terjadi sehari
setelah penahanan anggota parlemen independen, Yassine Ayari.
Ayari ditangkap karena mencap keputusan Presiden Saied
Minggu lalu untuk menangguhkan parlemen dan memecat perdana menteri dan pejabat
tinggi lainnya sebagai "kudeta militer".
Baca Juga:
Oposisi Boikot Pemilu Tunisia, Hanya 9 Persen Pemilih Berikan Suara
Al-Karama sendiri terkait dengan partai Ennahdha yang
diilhami Islam, lawan utama presiden.
Menurut Makhlouf, seorang pengacara yang kritis terhadap
presiden, Zid dan Affes dicari karena diduga menghina petugas polisi yang
mencegah seorang wanita naik pesawat di bandara pada Maret lalu.
Affes adalah mantan ulama ultra-konservatif. Sementara Zid
adalah mantan jurnalis dan blogger yang dijatuhi hukuman dua tahun penjara
karena menghina mendiang presiden Beji Caid Essebsi.
Presiden Saied telah membenarkan tindakannya itu, akan
tetapi dia menolak tuduhan bahwa telah melakukan "kudeta".
Dia mengatakan dia bertindak dalam konstitusi yang
memungkinkan kepala negara untuk mengambil tindakan luar biasa yang tidak
ditentukan bahkan dalam "ancaman yang akan segera terjadi".
Pada hari Jumat, dia menekankan dia "membenci
kediktatoran" dan bahwa "tidak ada yang perlu ditakuti" mengenai
kebebasan dan hak di Tunisia.
Saied juga telah menyatakan tindakan keras terhadap korupsi,
menuduh 460 pengusaha melakukan penggelapan.
Penangkapan terbaru ini terjadi ketika Amerika Serikat
meminta Tunisia untuk segera kembali ke "jalur demokratisnya". [dhn]