WahanaNews.co | Rusia sudah menyerang Ukraina hingga empat minggu.
Akan tetapi, invasi ini belum juga berhasil.
Baca Juga:
Mabes TNI Kirim Prajurit Terbaiknya Ikuti Latihan Integrasi Di Australia
Diketahui, hampir 200.000 tentara dan ribuan kendaraan lapis baja yang didukung oleh pesawat tempur dan kapal perang telah “dipajang” di perbatasan sebelum invasi.
Militer Rusia mengharapkan “kampanye blitzkrieg” ke negara tetangganya hanya akan berlangsung 48 hingga 72 jam, dengan keyakinan Ukraina akan menyerah dengan cepat.
Akan tetapi, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, memimpin perlawanan sengit.
Baca Juga:
Panglima TNI Tinjau Kesiapan Puncak Peringatan HUT Ke-79 TNI di Monas
Pusat-pusat kota besar, termasuk ibu kota Kyiv, tetap berada di tangan Ukraina hingga kini, kondisi yang mengejutkan Moskwa dan bahkan dunia.
Kegigihan dan pengetahuan Ukraina tentang medan perang telah memainkan peran besar dalam pertahanan efektif mereka.
Namun, selain itu, pasokan senjata dari NATO dan Uni Eropa juga memainkan peran penting dalam menghambat kemajuan Rusia.
Ukraina telah menerima senjata senilai miliaran dollar AS dari Barat, di antara bantuan itu tiga sistem senjata menonjol menurut laporan Business Insider.
Sejak invasi dimulai, FGM-148 Javelin dan FIM-92 Stingers buatan AS, dan Next Generation Light Anti-Tank Weapon (NLAW) yang dirancang oleh Inggris dan Swedia telah menjadi teror pasukan Rusia.
Javelins
Rusia menggunakan regu batalion taktis (BTG) terdiri dari tank dan kendaraan lapis baja.
Sebagian besar formasi mekanis menggunakan senjata berat untuk mengatasi perlawanan.
Namun, batalion itu rentan terhadap pertahanan anti-tank seperti Javelin.
Peluru kendali yang dapat digunakan kembali itu memiliki dua bagian: tabung peluncuran dan unit pengarah luncuran, yang memiliki kontrol dan optik untuk penggunaan siang dan malam.
Moncong rudal Javelin memiliki sistem panduan inframerah homing.
Ini memungkinkan operator menembakkan senjata dan kemudian berpindah untuk menghindari serangan balasan.
Javelin tidak murah, masing-masing tembakkan harganya hampir 200.000 dollar AS (Rp 2,8 miliar).
“Jadi pengguna tidak bisa sembarangan menembakkannya," kata pasukan Baret Hijau yang ditugaskan ke unit Garda Nasional AS kepada Insider.
Meskipun ukurannya besar, apa yang membuat Javelin begitu efektif adalah fleksibilitas penargetannya.
Stringers
Ukraina mengandalkan sistem pertahanan udara portabel-manusia, seperti rudal Stinger, untuk mencegah pesawat tempur, pembom, dan helikopter Rusia beroperasi terlalu bebas di atas Ukraina.
Stinger menjadi terkenal karena penggunaannya melawan pasukan Soviet di Afghanistan, dan memiliki reputasi yang menakutkan.
Dengan jangkauan efektif 15.000 kaki (4,57 km), ia dapat mengenai hampir semua hal yang terbang di bawah 12.000 kaki (3,65 km).
Senjata ini menggunakan hulu ledak pencari inframerah yang biasanya mesin terletak di mesin pesawat.
Stinger juga ringan dan mudah digunakan.
Artinya pasukan reguler, pasukan nasional, dan bahkan kelompok militan dapat menggunakannya untuk menembak jatuh pesawat jutaan dolar.
Anti-Tank NLAW
Pasukan Ukraina telah menggunakan senjata anti-tank NLAW yang dipasok Inggris.
Meskipun kurang canggih daripada pesaingnya dari Amerika, NLAW sangat mudah dioperasikan, dengan hulu ledak anti-tank berdaya ledak tinggi 150 mm, yang juga mematikan.
Seperti Javelin, NLAW dapat menyerang target dari atas, tetapi jangkauan efektifnya sekitar 800 meter lebih terbatas daripada jangkauan 2.000 meter Javelin. [gun]