WahanaNews.co | Negara-negara Asia Tengah mengalami kebimbangan dalam menentukan blok keberpihakannya pada perang Rusia vs Ukraina.
Pada satu sisi, negara-negara Asia Tengah tidak senang atas serangan tak beralasan Moskow di bekas Republik Soviet lainnya, tetapi secara ekonomi bergantung pada Rusia dan takut membuat marah Rusia.
Baca Juga:
Industri Elektronika dan Telematika Bidik Pasar Asia Tengah hingga Eurasia
Tanggapan tersebut, di Uzbekistan dan di tempat lain, telah menjadi kebijakan netralitas yang dijaga dengan hati-hati.
Seperti yang ditetapkan bulan lalu dalam sambutannya kepada Senat Uzbekistan oleh Menteri Luar Negeri saat itu, Abdulaziz Kamilov.
"Kami mengakui kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas wilayah Ukraina dan menganggap wilayah Luhansk dan Donetsk yang memisahkan diri sebagai wilayah Ukraina," katanya, dikutip dari VOA.
Baca Juga:
Gelar Nobar, Ribuan Warga Ende Tumpah Ruah di Mapolres Ende
Namun, tambahnya, Tashkent (ibukota Uzbekistan) menghargai hubungan politik dan ekonomi yang mendalam dengan Rusia.
Kamilov menggemakan desakan Presiden Shavkat Mirziyoyev bahwa Uzbekistan tidak akan bergabung dengan blok militer atau mengerahkan pasukannya ke luar negeri.
Orang lain dalam pemerintahan Mirziyoyev mengatakan bahwa "pendirian dalam perang itu teguh" dan netralitas adalah mantranya.