"Tantangannya sangat besar," tandas Lula tentang pekerjaan di depan, mengutip krisis kelaparan, masalah ekonomi, perpecahan politik yang pahit dan deforestasi di Amazon.
Lula pada Hari Minggu bersumpah untuk 'berjuang guna mewujudkan nol deforestasi'.
Baca Juga:
Presiden Brazil Tak Terima Mantan Menterinya Jadi Tersangka Korupsi
Namun, saingannya, Bolsonaro, belum mengomentari kekalahannya, setelah sebelumnya selama berbulan-bulan menuduh tanpa memberikan bukti, bahwa sistem pemilihan elektronik Brasil diganggu oleh penipuan. Menilai pengadilan, media dan lembaga lain telah berkonspirasi melawan haknya.
Beberapa pendukung Bolsonaro, yang berkumpul di ibu kota Brasilia, menolak untuk menerima hasil tersebut.
"Rakyat Brasil tidak akan menelan pemilu palsu dan menyerahkan negara kita kepada pencuri," ujar guru berusia 50 tahun, Ruth da Silva Barbosa.
Baca Juga:
Waduh! Perselisihan Pemain vs Manajemen Persikabo Dipantau FIFA dan Presiden Brasil
Sementara, pendukung Lula di seluruh negeri larut dalam perayaan pada Minggu malam.
"Kami telah menjalani empat tahun pemerintahan genosida dan penuh kebencian," ujar Maria Clara, seorang mahasiswa berusia 26 tahun, di sebuah pesta kemenangan di pusat Kota Rio.
"Hari ini demokrasi menang, dan kemungkinan memimpikan negara yang lebih baik lagi," sambungnya.