WahanaNews.co | Kepolisian Jepang telah menahan pelaku penembakan terhadap mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Tetsuya Yamagami (41), yang berstatus pengangguran.
Kepolisian memastikan Yamagami bertindak sendirian.
Baca Juga:
Diprotes Warga, Jepang Akan Gelontorkan Rp 178 M untuk Pemakaman Shinzo Abe
Yamagami mengaku dia membunuh Abe karena meyakini mantan Perdana Menteri Abe punya sangkut paut dengan sebuah kelompok agama hingga membuat keuangan Ibunya kacau-balau karena mensedekahkan uang dalam jumlah banyak ke kelompok agama tersebut.
Polisi tidak mempublikasi kelompok agama yang dimaksud Yamagami tersebut.
Yamagami menghabiskan waktu berbulan-bulan dalam merencanakan aksinya tersebut. Dia juga merakit sendiri senjata yang digunakan untuk menembak Abe.
Baca Juga:
Kunjungi Jepang, Jokowi Ajak PM Kishida Hadiri KTT G20 di Bali
“Ibu saya terlibat dalam kelompok agama dan saya membencinya,” kata Yamagami.
Yamagami tinggal di lantai delapan sebuah gedung rumah susun di sebuah wilayah di Jepang. Lantai satu gedung rumah susun sederhana itu di penuhi dengan bar-bar, di mana pelanggan yang datang ke sana bisa minum-minum dan ngobrol-ngobrol dengan para pelayan perempuan. Ada satu bar karaoke yang sudah gulung tikar.
Lift di gedung rumah susun itu hanya sampai lantai tiga, yang dirancang untuk mereka yang mau hidup hemat. Yamagami harus naik dan turun tangga dari tempat tinggalnya setiap kali ingin ke luar gedung.
Salah satu tetangga Yamagami, perempuan 69 tahun, yang tinggal di lantai bawah rumah susun Yamagami mengatakan dia masih melihat Yamagami tiga hari sebelum kejadian pembunuhan pada Abe.
“Saya menyapanya ‘hello’, namun saya dicuekin. Dia hanya menunduk menatap lantai dan tidak memakai masker. Saya seperti dianggap tidak ada. Dia terlihat gugup dan seperti ada yang sedang dipikirkannya,” kata tetangga lantai bawah Yamagami itu, yang hanya memberi nama marganya saja, Nakayama.
Biaya sewa rumah susun Yamagami diperkirakan sekitar 35 ribu yen pern bulan (Rp 3,8 juta). Mai, seorang perempuan Vietnam yang tinggal hanya selisih dua pintu dari rumah susun Yamagami, menceritakan Yamagami adalah sosok yang tertutup.
“Saya beberapa kali melihatnya. Saya membungkuk padanya saat papasan di lift, namun dia tak mengatakan apapun,” ujarnya.
Saat berita ini diturunkan, belum diinformasikan tanggal persidangan Yamagami. Begitu juga ancaman hukuman yang bakal diterimanya. [qnt]