WahanaNews.co | Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutuk penembakan di pusat komunitas Kurdi di Paris. Dia menyebut peristiwa penembakan pada Jumat (23/12) itu sebagai serangan menjijikkan.
Insiden itu menyebabkan tiga orang tewas dan tiga lainnya terluka.
Baca Juga:
Cerita CEO Telegram Pavel Durov Diduga Miliki Empat Paspor
"Kurdi di Prancis telah menjadi sasaran serangan menjijikkan di jantung kota Paris," tulisnya di Twitter.
"Pikiran orang-orang yang berjuang untuk hidup mereka, keluarga mereka dan orang yang mereka cintai. Terima kasih kepada pasukan keamanan atas keberanian dan nyanyian mereka."
Dalam insiden ini, seorang pria bersenjata berusia 69 tahun melepaskan tembakan ke pusat budaya Kurdi dan salon rambut di Paris.
Baca Juga:
Turut Meriahkan Pra Olimpiade Paris 2024, PLN Hadirkan Reog Ponorogo di Acara Exhibition Pencak Silat
Tembakan yang dilepaskan sesaat sebelum tengah hari menyebabkan kepanikan di rue d'Enghien di distrik 10 ibu kota yang trendi, area ramai toko dan restoran, yang merupakan rumah bagi populasi Kurdi yang terbilang besar.
Saksi mata mengatakan kepada AFP bahwa pria bersenjata itu, yang dijelaskan oleh polisi sebagai warga kulit putih, warga negara Prancis dan sebelumnya didakwa melakukan kekerasan rasis, awalnya menargetkan pusat budaya Kurdi, sebelum memasuki salon di mana dia ditangkap.
Dari tiga orang yang terluka, satu dalam perawatan intensif dan dua dirawat karena cedera serius.
Pusat komunitas Kurdi, Centre Ahmet Kaya, digunakan oleh badan amal yang menyelenggarakan konser dan pameran, untuk membantu diaspora Kurdi di wilayah Paris.
Bentrok dengan polisi
Beberapa jam setelah serangan itu, pengunjuk rasa Kurdi bentrok dengan polisi, yang menggunakan gas air mata untuk membubarkan aksi saat mereka mencoba menerobos barisan polisi. Pada saat yang sama, aparat dikerahkan untuk melindungi Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin yang tiba di tempat kejadian.
Demonstran melemparkan benda-benda ke arah polisi sambil menyuarakan kemarahan atas serangan yang mereka anggap disengaja dan yang tidak bisa dicegah oleh dinas keamanan Prancis.
Beberapa mobil yang diparkir di daerah itu serta kendaraan polisi pun pecah kacanya saat pengunjuk rasa melempari batu bata. [eta]