WahanaNews.co | Pemimpin dunia mengungkapkan kemarahannya atas penikaman novelis Salman Rushdie di New York, Amerika Serikat (AS).
Salah satunya Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyebut sosok Rushdie, yang kini dirawat di rumah sakit, sebagai sosok yang mampu 'mewujudkan kebebasan'.
Baca Juga:
Gabriel Attal Jadi PM Termuda Prancis di Usia 34 Tahun
Seperti dilansir AFP, Sabtu (13/8/2022), Macron menyatakan dukungannya untuk Rushdie dalam pernyataan via Twitter.
Sosok Rushdie menjadi kontroversi usai menerbitkan novel berjudul 'Ayat-ayat Setan' (The Satanic Verses) tahun 1988 silam yang dianggap tidak menghormati Nabi Muhammad SAW.
"Selama 33 tahun, Salman Rushdie telah mewujudkan kebebasan dan perjuangan melawan obskurantisme... Perjuangannya adalah milik kita, perjuangan universal. Lebih dari sebelumnya, kita berada di sisinya," tulis Macron dalam pernyataannya.
Baca Juga:
Timnas Prancis Kisruh, Benzema Unfollow Pemain Les Bleus
Secara terpisah, Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson juga mengomentari penikaman Rushdie di New York pada Jumat (12/8) waktu setempat.
Johnson menyatakan dirinya merasa 'ngeri' dengan penyerangan itu.
"Mengerikan bahwa Sir Salman Rushdie ditikam saat mempraktikkan hak yang tidak seharusnya berhenti kita bela," ucap Johnson dalam pernyataan via Twitter.