WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan antara Thailand dan Kamboja terus meningkat hingga memasuki hari ketiga konflik bersenjata pada Sabtu (26/7/2025).
Militer Thailand melaporkan setidaknya 12 titik bentrokan muncul di sepanjang perbatasan kedua negara.
Baca Juga:
Ketegangan Memuncak di Perbatasan Thailand–Kamboja: Ratusan Warga Mengungsi, Jet Tempur Dikerahkan
Konflik ini telah menewaskan sedikitnya 16 orang, mayoritas warga sipil Thailand, dan menyebabkan lebih dari 120 ribu orang mengungsi dari kawasan perbatasan yang terdampak, seperti Provinsi Surin, Sisaket, Buriram, dan Ubon Ratchathani.
Pemerintah Thailand mengonfirmasi bahwa dari total korban jiwa, 14 adalah warga sipil dan dua lainnya berasal dari kalangan militer. Selain itu, lebih dari 30 orang mengalami luka-luka, termasuk 15 tentara.
Salah satu pemicu utama ketegangan adalah sengketa berkepanjangan atas kawasan Candi Preah Vihear, situs warisan budaya yang secara geografis terletak di perbatasan.
Baca Juga:
Ranjau Meledak, Jet Tempur Thailand Balas Serang Kamboja di Wilayah Sengketa
Kompleks kuil Hindu ini dibangun untuk memuja Dewa Siwa dan telah menjadi simbol penting bagi kedua negara, baik dari sisi sejarah maupun spiritual.
Candi Preah Vihear berdiri di tebing curam yang menghadap ke wilayah Kamboja dan telah menjadi sumber ketegangan sejak lama.
Mahkamah Internasional pernah memutuskan pada 1962 bahwa kompleks tersebut merupakan bagian dari wilayah Kamboja.
Namun, hingga kini masih terdapat perselisihan mengenai kawasan sekitarnya, termasuk akses masuk ke kuil yang dianggap strategis dan sensitif.
Letaknya yang berada di jantung perbatasan membuat situs ini menjadi titik panas dalam konflik geopolitik dua negara.
Kegiatan militer di sekitar kawasan ini kerap memicu eskalasi, dan situasi saat ini kembali mengingatkan bahwa pendekatan diplomatik sangat dibutuhkan untuk meredam ketegangan lebih lanjut.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]