WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemerintah Thailand pada Sabtu (7/6/2025) memutuskan untuk menutup sementara dua titik perbatasan yang berbatasan langsung dengan Kamboja bagi para pelintas wisatawan.
Hal ini menyusul insiden baku tembak antara pasukan kedua negara yang menyebabkan satu prajurit Kamboja meninggal dunia.
Baca Juga:
Libur Panjang Iduladha, Pemerintah Jamin Energi Cukup untuk Masyarakat
Insiden tersebut terjadi di kawasan perbatasan yang tengah disengketakan.
Otoritas dari Provinsi Chanthaburi di Thailand bagian timur menyatakan bahwa mereka telah "menangguhkan sementara" aktivitas lintas batas bagi wisatawan dari kedua negara di dua pos perbatasan.
Keputusan ini diambil sebagai respons atas apa yang disebut sebagai "ancaman terhadap kedaulatan dan keamanan Thailand", sebagaimana disebut dalam pernyataan yang dikutip dari AFP.
Baca Juga:
Warga Aceh Disekap dan Disiksa di Kamboja, Haji Uma Bertindak
Namun, hingga kini belum ada kepastian kapan akses lintas batas itu akan kembali dibuka.
Meskipun demikian, penutupan ini tidak berdampak pada kegiatan perdagangan. Para pekerja asal Kamboja tetap diizinkan masuk ke wilayah Thailand.
Sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja bukan hal baru. Bentrokan serupa kerap terjadi di kawasan perbatasan, meski jarang menimbulkan korban jiwa.
Menurut keterangan militer Thailand, baku tembak terbaru pecah setelah pasukan Kamboja melepaskan tembakan lebih dulu di dekat Provinsi Ubon Ratchathani pada Rabu (28/5/2025).
Tembakan tersebut kemudian dibalas oleh militer Thailand, menyebabkan kontak senjata selama sekitar 10 menit.
Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Thailand, Phumtham Wechayachai, dalam pernyataannya mengungkapkan kekecewaan atas sikap Kamboja yang menolak menarik mundur pasukan bersenjatanya dari wilayah yang disengketakan.
Ia menyatakan, “Sangat disesalkan” bahwa Kamboja menolak usulan tersebut.
Perselisihan terkait batas wilayah ini telah berlangsung selama bertahun-tahun tanpa penyelesaian tuntas.
Meski Mahkamah Internasional (ICJ) memutuskan pada 2013 bahwa wilayah yang dipersoalkan adalah bagian dari Kamboja, Thailand masih tidak mengakui yurisdiksi ICJ saat ini.
Sengketa pertama meletus pada 2008 dan telah menelan sedikitnya 28 korban jiwa.
Pemerintah Thailand menyatakan komitmennya untuk menyelesaikan persoalan ini melalui jalur damai dengan merujuk pada hukum internasional serta kesepakatan bilateral yang telah ada.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]