Sampai saat ini, pengganti Isaacman belum diumumkan, namun nama pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Udara Steven Kwast disebut-sebut sebagai kandidat potensial.
Isaacman, yang sebelumnya menjadi CEO perusahaan pemrosesan pembayaran Shift4, mendapat dukungan luas di kalangan industri antariksa, namun juga menimbulkan kekhawatiran karena kedekatannya dengan Musk dan investasi besar yang dilakukannya di SpaceX, perusahaan milik Musk.
Baca Juga:
China Tuduh AS Lancarkan Serangan Siber di Tengah Perang Dagang
Dalam sidang konfirmasi bulan April lalu, Isaacman mencoba menyeimbangkan fokus NASA antara eksplorasi Bulan dan Mars, dengan menyatakan bahwa AS bisa merencanakan perjalanan ke kedua tujuan tersebut.
Sebagai calon pemimpin atas 18.000 karyawan NASA, Isaacman menghadapi tantangan besar mengingat badan antariksa tersebut telah menghabiskan miliaran dolar untuk misi kembalinya astronot ke Bulan.
Pada Jumat lalu, NASA mengumumkan rencana anggaran pemerintah tahun 2026 yang mencakup pemotongan program sains antariksa dan pengurangan ribuan karyawan, yang menuai kritik keras dari kalangan pendukung dan anggota parlemen.
Baca Juga:
Gara-gara Trump, NASA Batal Daratkan Orang Non-Kulit Putih di Bulan
Anggota Senat dari Partai Republik, Tim Sheehy, yang mendukung Isaacman, menyatakan penyesalannya atas pencabutan pencalonan tersebut dan menyebut Isaacman sebagai pilihan kuat Trump.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa perubahan ini memperburuk ketidakstabilan NASA di tengah pemotongan anggaran besar dan ketidakpastian kepemimpinan.
Astronom Harvard-Smithsonian, Jonathan McDowell, menyebut tidak adanya Isaacman sebagai kepala NASA adalah berita buruk bagi agensi tersebut, namun juga berpendapat bahwa posisi itu saat ini sangat sulit dijalani.