WahanaNews.co | Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dicap sebagai pengkhianat usai meminta bantuan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Trump meminta Putin mengeluarkan kejelekan dari keluarga Presiden AS Joe Biden, terkait putranya Hunter Biden.
Baca Juga:
Aksi Teror Maut di Moskow Tewaskan 40 Orang
Putin meminta Putin mengeluarkan semua informasi mengenai apa yang diduga sebagai bisnis Hunter Biden di Rusia.
Permintaan Trump itu bertepatan dengan penyerangan Rusia ke Ukraina.
Trump mengungkapkan pemintaan itu saat diwawancarai dalam program Real America’s Voice, Just The News.
Baca Juga:
Unggul 87,32 Persen Suara, Vladimir Putin Jadi Pemimpin Terlama di Rusia Setelah Joseph Stalin
Saat itu, Trump mendorong tuduhan tak berdasar terkait Hunter Biden dan bisnisnya di Rusia.
Trump terus menuduh perusahaan Hunter Biden menerima 3,5 juta dolar AS atau setara Rp50 miliar dari Elena Baturina, yang telah ia lontarkan sejak pemilihan Presiden pada 2020.
Baturina sendiri merupakan janda dari mantan Wakil Wali Kota Moskow, Yuri Luzhkov.
“Mengapa istri Wali Kota Moskow memberikan Biden, keduanya, 3,5 juta dolar? Itu uang yang banyak,” katanya dikutip dari Newsweek.
“Ia memberinya 3,5 juta dolar AS. Saya piker Putin tahu jawabannya. Saya pikir ia harus mengeluarkannya. Saya pikir kami seharusnya tahu jawabannya,” kata Trump.
Kritikan dan hinaan pun ditujukan kepada Trump atas keputusannya meminta bantuan Putin, di mana saat ini sosok presiden Rusia itu menjadi musuh besar bagi AS karena serangan Rusia ke Ukraina.
“Trump, pemimpin GOP, mencintai Putin dibandingkan Amerika. Ini menjadi bukti bahwa pria itu butuh ditangani oleh profesional,” tutur Ketua Komite Nasional Demokrat Jaime Harrison.
Mantan Ketua Pengacara Etika Gedung Putih era George W. Bush, Richard Painter menggambarkan Trump sebagai sosok pengkhianat besar.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh pengacara dan penulis buku, Seth Abramson.
“Presiden Biden merupakan panglima Amerika. Kita tengah di ambang perang dengan Rusia. Putin tak diragukan lagi adalah musuh Amerika,” tuturnya.
“Jadi apa yang dikeluarkan Putin tentang panglima kita harus dianggap kebohongan. Tapi Trump tetap meminta bantuan Putin. Pengkhianatan terbuka,” kata Abramson.
Kritikan terhadap Putin juga datang dari Gedung Putih.
“Warga Amerika seperti apa, apalagi mantan presiden, yang berpikir bahwa ini saat yang tepat untuk berhubungan dan mengungkapkan kedekatannya dengan Vladimir Putin?” tutur Juru Bicara Gedung Putih, Kate Bedingfield dilansir dari The Guardian.
“Hanya ada satu orang, dan itu adalah Donald Trump,” ujarnya.
Trump sendiri sempat mengungkapkan bahwa Putin adalah sosok yang jenius saat sesaat sebelum melakukan penyerangan ke Ukraina.
Meski begitu, saat penyerangan dilakukan, ia pun mengutuknya sebagai tindakan mengerikan. [qnt]