WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pada akhir pekan lalu upaya kudeta mengguncang Benin. Tetapi meninggalkan jejak ketidakpastian baru, terutama setelah tokoh utama gerakan tersebut menghilang dan nasib para sandera masih gelap.
Dalam perkembangan yang bergerak cepat sejak Minggu (7/12/2025) pagi, kelompok bersenjata yang menamakan diri Committee for Refoundation berusaha menggulingkan pemerintahan negara Afrika Barat itu sebelum akhirnya berhasil digagalkan.
Baca Juga:
Soal Isu Khianati Gus Dur, Cak Imin Buka Suara
Melansir CNBC Indonesia, Selasa (9/12/2025) aksi dimulai ketika kelompok tersebut yang dipimpin perwira Angkatan Darat Benin, Letkol Pascal Tigri, menerobos masuk ke stasiun televisi nasional pada Minggu dini hari.
Dalam siaran singkat yang mengejutkan warga, delapan prajurit tampil mengumumkan pencopotan Presiden Patrice Talon, pembubaran pemerintah, serta penangguhan seluruh lembaga negara.
Namun upaya untuk mengambil alih kekuasaan tak berlangsung lama. Menjelang Minggu sore, militer Benin dengan dukungan kekuatan udara dan darat Nigeria melancarkan serangkaian serangan terhadap para prajurit pembelot yang mundur dari Cotonou.
Baca Juga:
Kudeta Guncang Gabon, Kekuasaan 56 Tahun Ali Bongo Berakhir
Sedikitnya selusin tentara ditangkap, sementara sebagian lainnya masih diburu hingga Senin. Lokasi Tigri sendiri tidak diketahui.
Presiden Talon, dalam pernyataan yang dilansir The Associated Press, mengecam keras tindakan tersebut yang ia sebut sebagai "petualangan tidak masuk akal" dan menegaskan bahwa keadaan telah berada di bawah kendali pemerintah.
Ia berjanji menghukum para pelaku serta memastikan keselamatan para sandera, termasuk beberapa yang diyakini merupakan perwira tinggi militer. Talon tidak mengungkap identitas, jumlah korban, maupun jumlah sandera.