WAHANANEWS.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menegaskan bahwa warga Palestina yang meninggalkan Gaza berdasarkan rencananya tidak akan memiliki hak untuk kembali ke wilayah tersebut.
Dalam wawancara dengan Fox News pada Senin, Trump kembali melontarkan pernyataan kontroversial yang menuai kecaman.
Baca Juga:
AS Tinggalkan UNESCO dan UNRWA, Trump Sebut PBB Penuh Bias
Sebelumnya, ia telah dikritik karena mengusulkan pemindahan warga Palestina dari Gaza.
Ketika Bret Baier dari Fox News bertanya apakah warga Palestina akan diberikan hak kembali, Trump menjawab, "Tidak, mereka tidak akan memilikinya."
Ia berargumen bahwa mereka akan mendapatkan tempat tinggal yang lebih baik dibandingkan kondisi mereka saat ini.
Baca Juga:
Geopolitik Memanas, Hendropriyono: Indonesia Jangan Jadi Korban Konflik Superpower
"Kami akan memastikan mereka mendapatkan perumahan yang jauh lebih baik, jauh lebih nyaman," klaim Trump. Ia menambahkan bahwa Gaza saat ini berada dalam kondisi yang tidak layak huni.
Trump juga mengklaim memiliki rencana untuk membangun permukiman permanen bagi warga Palestina di luar Gaza, dengan alasan bahwa wilayah tersebut membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dipulihkan.
"Gaza sudah hancur total. Akan butuh puluhan tahun sebelum tempat itu bisa benar-benar layak ditinggali lagi," ujarnya.
Ia menggambarkan rencananya sebagai proyek pengembangan real estat untuk masa depan, dengan tujuan menciptakan komunitas modern bagi 1,9 juta warga Palestina—di mana ia sendiri akan menjadi pemilik properti utama.
"Kami akan membangun komunitas yang indah, seperti yang belum pernah mereka miliki sebelumnya," kata Trump.
Trump pertama kali mengungkapkan gagasan kepemilikan Gaza dalam konferensi pers di Washington pekan lalu, bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Saat itu, ia mengatakan, "Kami memiliki rencana yang akan mengubah segalanya. Ini bukan hanya soal perang, tetapi tentang menciptakan peluang baru."
Rencana tersebut mendapat penolakan keras dari warga Palestina yang bersumpah tidak akan meninggalkan tanah mereka.
"Ini tanah kami, kami tidak akan ke mana-mana," ujar seorang warga Gaza dalam wawancara dengan Al Jazeera.
Berbagai negara, terutama di kawasan Asia Barat, juga mengecamnya, dengan beberapa pihak menyebutnya sebagai bentuk pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina.
"Ini bukan solusi, ini pengusiran paksa," kata Menteri Luar Negeri Turki dalam pernyataannya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]