Sebagai catatan, dalam setiap lawatan presiden, Air Force One biasanya didampingi oleh pesawat-pesawat pendukung yang mengangkut perlengkapan logistik, staf, dan pengamanan tambahan.
Masalah ini menambah daftar panjang kegagalan Secret Service dalam menjalankan tugasnya, termasuk dua upaya pembunuhan terhadap Trump sepanjang kampanye pilpres 2024.
Baca Juga:
AS Tekan 14 Negara Lewat Surat Tarif: Trump Minta Kesepakatan Sebelum 1 Agustus
Pada Sabtu (13/7/2024), saat berkampanye di Butler, Pennsylvania, Trump tertembak di telinga kanan oleh seorang pria bernama Thomas Matthew Crooks, yang kemudian ditembak mati oleh agen penembak jitu di lokasi.
Meski Secret Service bergerak cepat menyelamatkan Trump, laporan Senat AS mengungkapkan sejumlah kelalaian serius.
Sedikitnya sepuluh permintaan pengamanan tambahan, termasuk sistem anti-drone, tidak dipenuhi, dan atap gedung tempat pelaku menembak pun dibiarkan tanpa penjagaan.
Baca Juga:
Trump Ancam Terapkan Tarif 200 Persen untuk Obat Impor, Produsen Tertekan
Parahnya lagi, agen penghubung yang bertugas menjalin koordinasi dengan aparat lokal tak diberi sanksi, padahal sudah menerima peringatan soal Crooks 25 menit sebelum penembakan.
Dampak dari insiden ini menyebabkan Direktur Secret Service saat itu, Kimberly Cheatle, mundur dari jabatannya setelah mendapat tekanan dalam sidang Komite Pengawas DPR AS.
Ancaman terhadap Trump terus berlanjut.