WahanaNews.co | Ukraina ngamuk setelah Rusia memegang kepemimpinan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) pada Sabtu (1/4) lalu.
Ukraina yang sekarang ini sedang diinvasi Rusia itu menyebut tak seharusnya negara yang dipimpin Vladimir Putin itu ikut terlibat dalam menjaga perdamaian dan keamanan global.
Baca Juga:
RI-AS Kecam Kekerasan Terhadap Warga Sipil yang Berlanjut di Myanmar
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan Rusia yang menjadi pimpinan DK ketika invasi brutalnya ke Ukraina memasuki tahun kedua, adalah suatu "lelucon April Mop terburuk di dunia."
"Negara yang secara sistematis melanggar semua aturan dasar keamanan internasional, sedang memimpin sebuah badan yang satu-satunya misinya adalah menjaga dan melindungi keamanan internasional," kata Kuleba.
Melansir CNN Indonesia, Kepresidenan dewan keamanan bergilir menurut abjad di antara 15 negara anggotanya. Badan tersebut dikendalikan oleh lima anggota tetapnya, termasuk AS dan Rusia.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Korps diplomatik PBB menyadari bahwa publik skeptis Rusia memimpin dewan sementara pasukannya menduduki sebagian Ukraina -- yang juga negara anggota PBB. Rusia juga merupakan pimpinan terakhir Dewan Keamanan pada Februari 2022, menjelang invasi ke Ukraina.
Seorang presiden Dewan Keamanan seharusnya tetap netral. Namun dalam peran barunya, Rusia dapat mengatur pertemuan di Ukraina dan menggunakan momen itu untuk menggambarkan AS dan negara Barat lainnya membuat tuduhan palsu terhadap Rusia.
"Tampaknya agak aneh...itu membuat Dewan terlihat buruk," kata kepala International Crisis Group PBB Richard Gowan tentang kepresidenan Rusia.