WAHANANEWS.CO - Aksi seorang kepala menteri di India mendadak menuai kemarahan publik setelah videonya menarik paksa cadar seorang dokter perempuan saat acara resmi pemerintah viral di media sosial.
Video yang beredar luas memperlihatkan Nitish Kumar, Kepala Menteri negara bagian Bihar, mencopot penutup wajah seorang dokter perempuan yang tengah menerima surat pengangkatan di hadapan pejabat dan undangan.
Baca Juga:
Rekaman CCTV Ruang Bersalin India Diretas, Video Dijual melalui Telegram
Dalam rekaman tersebut, Kumar terlihat memegang dokumen resmi sambil berdiri di tengah sejumlah pejabat sebelum menunjuk cadar yang dikenakan sang dokter dan memintanya untuk melepas penutup wajah itu.
Sebelum dokter tersebut sempat bereaksi, Kumar lebih dulu mengulurkan tangan dan menarik paksa cadar hingga wajah perempuan itu terbuka di depan umum.
Aksi tersebut sempat coba dicegah oleh seorang menteri yang berdiri di samping Kumar, namun upaya itu tidak menghentikan tindakan sang kepala menteri dan sejumlah pejabat justru tampak tertawa setelah cadar sang dokter terbuka.
Baca Juga:
Konsulat India Temui Wali Kota Gunungsitoli, Jajaki Peluang Kerja Sama Sektor Pendidikan-Pertanian
Peristiwa itu terjadi dalam sebuah seremoni pemerintahan yang digelar di Patna, ibu kota negara bagian Bihar.
Nitish Kumar diketahui telah menjabat sebagai Kepala Menteri Bihar selama hampir dua dekade dan merupakan sekutu politik Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.
Video insiden ini pertama kali diunggah ke platform X oleh Rashtriya Janata Dal (RJD), partai oposisi yang menentang koalisi Modi-Kumar.
"Apa yang terjadi pada Nitish ji? Apakah kondisi mentalnya benar-benar memburuk, atau apakah Nitish Babu sekarang telah menjadi 100 persen Sanghi?" tulis RJD, seperti dikutip Al Jazeera.
Istilah Sanghi merujuk pada individu yang berafiliasi dengan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), organisasi sayap kanan berusia seabad yang mendorong perubahan India dari negara sekuler menjadi negara Hindu.
Perdana Menteri Narendra Modi dan sebagian besar elite BJP diketahui merupakan anggota seumur hidup RSS.
BJP dan partai-partai sekutunya telah lama berkampanye menentang penggunaan hijab oleh perempuan Muslim di ruang publik.
Pada 2022, pemerintah BJP di negara bagian Karnataka melarang hijab di ruang kelas, kebijakan yang memicu gelombang protes besar dari komunitas Muslim.
Sejumlah kelompok Hindu bahkan menuntut larangan hijab secara nasional, sementara hampir 18 persen dari total 127 juta penduduk Bihar merupakan warga Muslim.
Tindakan Kumar memicu kecaman luas dari partai oposisi dan organisasi Muslim yang menuntut dirinya mundur dari jabatan.
"Seorang pria yang menduduki posisi tertinggi di Bihar secara terang-terangan melakukan tindakan keji seperti itu, pikirkan seberapa aman perempuan di negara bagian ini, Nitish Kumar harus segera mengundurkan diri atas perilaku menjijikkan ini," tulis Partai Kongres di X.
Pada Rabu (17/12/2025), anggota All India Majlis-e-Ittehadul Muslimeen (AIMIM) menggelar aksi unjuk rasa di Mumbai dan menuntut Kumar diproses secara hukum.
"Seorang perempuan Muslim telah dinodai kehormatannya," teriak seorang demonstran perempuan saat diseret aparat kepolisian, seperti dilaporkan Press Trust of India.
"Nitish Kumar harus mengundurkan diri," seru demonstran lainnya dalam aksi tersebut.
Zaira Wasim, mantan aktris asal Kashmir yang dikelola India, turut menuntut permintaan maaf tanpa syarat dari Kumar.
Ia menegaskan martabat perempuan bukanlah sesuatu yang bisa dipermainkan oleh kekuasaan.
"Kekuasaan tidak memberikan izin untuk melanggar batasan," tulis Zaira Wasim di X.
Kecaman juga datang dari luar negeri setelah Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar menyebut insiden itu sebagai tindakan memalukan dan sangat meresahkan.
"Tindakan-tindakan seperti itu menggarisbawahi pentingnya melindungi hak-hak minoritas dan mengatasi peningkatan Islamofobia yang mengkhawatirkan, penghormatan terhadap perempuan dan keyakinan agama harus tetap menjadi prinsip mendasar yang tak tergoyahkan," tulis Ishaq Dar di X.
Hingga kini, Nitish Kumar belum memberikan pernyataan resmi terkait gelombang kritik yang diarahkan kepadanya.
Pada Kamis (18/12/2025), partai Kumar, Janata Dal-United (JD-U), menyatakan melalui X bahwa sang kepala menteri selama ini selalu mendukung dan melindungi kaum minoritas.
"Kaum minoritas aman dan terlindungi di bawah pemerintahan Nitish," tulis JD-U.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]