Menurut Nomany, sebanyak sepertiga dari 3.000 pegawai pemerintah daerah adalah perempuan.
“Contohnya, perempuan yang bekerja di toilet perempuan di kota di mana pria tak bisa masuk ke dalamnya,” tutur Nomany dikutip BBC.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
“Namun untuk posisi lainnya yang bisa diisi pria, kami memberitahu mereka (perempuan) untuk tetap tinggal di rumah hingga situasi normal. Gaji mereka akan tetap dibayar,” ujarnya.
Salah satu yang memperlihatkan bagaimana hak-hak perempuan kembali ditekan oleh Taliban adalah isi kabinet Afghanistan yang baru semua pria.
Selain itu, Taliban menutup Kementerian Urusan Perempuan dan menggantinya dengan departemen yang akan menegakkan doktrin keagamaan.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Sementara pada pekan ini, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah kembali dibuka, tapi hanya anak laki-laki dan guru pria yang bisa kembali bekerja.
Taliban mengatakan bahwa saat ini sedang berusaha membuka kembali sekolah untuk para perempuan. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.