WahanaNews.co | Warga
Afghanistan mencemaskan database biometrik dan jejak digital yang bisa
dimanfaatkan Taliban untuk melacak musuh dan keluarga mereka.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (20/8/2021) organisasi
Amnesty International menyampaikan bahwa ribuan orang Afghanistan termasuk
akademisi, jurnalis, dan aktivis berada dalam risiko pembalasan oleh kelompok
Taliban.
Selama bertahun-tahun, dibangun sistem database di
Afghanistan termasuk identitas digital dan biometrik untuk pemilu. Nah,
teknologi itu bisa saja dieksploitasi untuk menyerang kelompok yang rentan,
contohnya yang berhubungan dengan pemerintah terdahulu.
"Kami mengetahui bahwa Taliban saat ini sepertinya
sudah punya akses terhadap berbagai macam database biometrik dan perangkatnya
di Afghanistan," sebut Human Rights Group di Twitter.
Baca Juga:
Afghanistan Kembali Gempa Bumi Berkekuatan 6,3 Magnitudo
"Teknologi ini sepertinya termasuk akses pada sebuah
database dengan sidik jari, pemindai retina serta teknologi pengenal
wajah," tambah mereka.
Mereka pun memberikan panduan bagaimana caranya menghapus
jejak digital bagi warga Afghanistan yang menginginkannya serta bagaimana lolos
dari biometrik. Misalnya saja menunduk, memakai benda untuk menyembunyikan
wajah, makeup tebal untuk menghindari pemindai wajah. Namun diakui pemindai
sidik jari dan retina lebih susah diakali.
Hal ini dianggap mencemaskan, terutama jika database itu
digunakan Taliban untuk mengincar siapa pun yang terlibat dalam pemerintahan
sebelumnya atau bekerja untuk lembaga internasional sampai aktivis HAM.