Di saat yang sama, kata Gardiner, retorika Rusia tentang penggunaan senjata nuklir sangat mengintimidasi. Menurutnya, ini dimaksudkan untuk memecah belah Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan mengancam negara-negara yang ingin bergabung dengan aliansi pertahanan tersebut.
"Ini hanyalah propaganda klasik Rusia yang kita lihat di sini, di mana mereka membuat segala macam ancaman dan mencoba memecah aliansi Barat... Rusia memiliki banyak senjata nuklir dan mereka selalu siap untuk menggunakannya sebagai bagian dari postur nuklir mereka, dan itu seharusnya tidak mengejutkan," jelasnya.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Ini juga merupakan bagian dari kampanye perang psikologis mereka yang dirancang untuk menempatkan rasa takut akan Tuhan ke negara-negara Barat."
Laksamana Sir Tony Radakin, kepala angkatan bersenjata Inggris, juga telah memperingatkan Putin bisa menghadapi prospek defisit senjata setelah meremehkan perlawanan yang ditunjukkan dari pasukan Ukraina.
"Anda juga melihat, setiap hari, Rusia berjuang untuk mendapatkan momentum, berjuang untuk menyelaraskan angkatan udaranya dengan pasukan daratnya dan berjuang untuk mendapatkan apa yang kita sebut kampanye modern yang menciptakan momentum itu," kata staf pertahanan tersebut.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Sir Tony juga mengklaim sejak awal perang, Rusia telah kehilangan seperempat pasukannya tetapi perjuangannya terus berlanjut di medan pertempuran utama wilayah Donbas di timur negara itu.
"Kami berbicara tentang dampak parah pada angkatan bersenjata mereka... Kami memiliki 25% pasukan mereka secara efektif dibawa keluar, baik melalui orang-orang yang terbunuh, atau melalui kerusakan pada kelompok taktis batalion mereka," tambahnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.