"Dari obat yang sudah datang 10, sudah kita cobakan ke pasien, 7 pasien di antaranya membaik kondisinya. Jadi pasien itu biasanya ginjalnya terganggu, dia tidak bisa kencing, tidak bisa keluar air seni, tapi begitu dikasih obat, mereka mulai keluar sedikit demi sedikit, ada yang sudah mulai banyak, dan yang tadinya tidak sadar mulai sadar kembali," ungkap Budi.
Karena obat "Fomepizole" berhasil untuk 7 dari 10 pasien, maka Menkes menyimpulkan bahwa obat tersebut memberi dampak positif.
Baca Juga:
Begini Upaya Cepat Pemerintah Tangani Kasus Gangguan Ginjal Akut
"Kita akan percepat kedatangannya ke Indonesia sehingga 245 (vial) masuk dan mungkin masih agak sedikit bertambah bisa kita obati dengan baik," tambah Budi.
Diketahui penyebab gangguan ginjal akut tersebut adalah karena patogen yang menjadi cemaran obat sirop bernama Etilen glikol (EG), Dietilen Glikol (DEG) dan etilen glikol butil ether (EGBE).
BPOM telah mengumumkan lima produk obat sirop di Indonesia yang mengandung cemaran Etilen Glikol (EG) melampaui ambang batas aman yaitu pertama Termorex Sirup (obat demam), produksi PT Konimex; Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama; Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries; Unibebi Demam Sirup (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries; dan Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries.
Baca Juga:
Antisipasi Peredaran Obat Sirop, Kemenkominfo-BPOM Gelar Patroli Siber
BPOM juga memerintahkan kepada industri farmasi pemilik izin edar untuk melakukan penarikan sirop obat dari peredaran di seluruh Indonesia dan pemusnahan untuk seluruh bets produk. [JP]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.