WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar, menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam memperkuat pengembangan obat tradisional di Indonesia.
Ia menilai, kekayaan hayati yang dimiliki tanah air merupakan modal besar untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan obat herbal dunia.
Baca Juga:
Ribuan Anak Jadi Korban, BPOM Sebut Mayoritas SPPG MBG Bermasalah Minim Pengalaman
"Kita di Indonesia adalah tempat yang sangat luar biasa. Karena kita sangat kaya, kita merupakan sumber yang sangat kaya untuk obat tradisional," ujarnya usai pembukaan Annual Meeting dan Workshop The 16th Annual Meeting of WHO-IRCH (International Regulatory Cooperation for Herbal Medicine) di Jakarta, Selasa (14/10/2025).
Taruna menjelaskan, Indonesia memiliki lebih dari 30 ribu spesies tanaman yang berpotensi menjadi bahan obat herbal.
Dari jumlah tersebut, sekitar 18 ribu spesies telah dimanfaatkan, namun baru 71 jenis yang memenuhi standar pengujian ilmiah, dan hanya 20 produk yang berhasil masuk kategori Fitofarmaka atau obat herbal yang teruji klinis.
Baca Juga:
Produk Pangan Tanpa Label Halal? Konsumen Wajib Waspada!
Menurutnya, tantangan terbesar dalam pengembangan obat tradisional terletak pada keterbatasan riset, uji klinis, serta sinergi antar pemangku kepentingan.
Oleh karena itu, ia menekankan perlunya kolaborasi erat antara perguruan tinggi, lembaga riset, industri farmasi, dan pemerintah agar inovasi dalam bidang medis tradisional dapat terus berkembang secara berkelanjutan.
“Pengembangan medis tradisional tidak cukup hanya dengan pengalaman empiris. Diperlukan ilmu praklinis dan klinis yang kuat, serta riset yang berkesinambungan,” tutur Taruna.