WahanaNews.co, Jakarta - Otak adalah organ krusial yang mengatur seluruh sistem dalam tubuh. Karenanya, menjaga kesehatan otak memiliki tingkat penting yang setara dengan menjaga kesehatan organ tubuh dalam yang lainnya.
Omega-3 telah lama diakui secara global sebagai sumber nutrisi optimal untuk otak. Tapi, sebelum kita membahas manfaatnya terhadap kesehatan otak, ayo kita bahas dulu omega-3.
Baca Juga:
Puskesmas Tandang Buhit Balige Tak Kunjung Rampung, PPK: Dikenakan Denda Keterlambatan hingga tanggal 30 Desember 2024
Omega-3 adalah jenis asam lemak esensial yang terdiri dari EPA (Asam Elicosapentaenoic) dan DHA (Asam Docosahexaenoic) – dua jenis asam yang melimpah di otak.
Karena merupakan jenis asam lemak tak jenuh, tubuh tidak dapat menghasilkan omega-3 sendiri, sehingga perlu diperoleh melalui konsumsi makanan atau suplemen.
Apa yang membuat omega-3 bermanfaat bagi otak?
Baca Juga:
Tips Tetap Bugar dan Produktif di Musim Hujan
Melansir Halodoc, ini dia manfaatnya.
1. Membantu Pembentukan Sel Otak Baru
EPA dan DHA yang terkandung dalam omega-3, merupakan zat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya pembentukan plak pada pembuluh darah.
Itulah mengapa banyaknya asupan omega-3 dalam tubuh dapat membantu memperbaiki aliran darah di otak dan juga jantung. Dengan lancarnya aliran darah menuju otak, maka pembentukan sel-sel baru pada otak pun akan ikut membaik.
Hal ini pun juga diutarakan oleh Simon Dyall, peneliti dari Bournemouth University di Inggris.
Menurutnya, asam lemak omega-3 dapat memberikan manfaat yang signifikan untuk otak, karena terlibat dalam banyak proses pembentukan otak secara fundamental.
Kandungan dalam omega-3 mampu memengaruhi ekspresi gen, stres oksidatif, aliran darah, tingkat neurotransmitter, dan proses dalam otak lainnya seperti produksi neuron baru.
2. Membantu Perkembangan Kognitif
Banyak penelitian telah mengungkapkan bahwa omega-3 sangatlah baik bagi perkembangan kognitif, terutama pada anak-anak.
Beberapa studi pun menunjukkan bahwa bayi yang diberi formula yang mengandung asam lemak omega-3, menunjukkan berbagai perbaikan dalam berbagai hal seperti koordinasi gerak, tingkat fokus, keterampilan sosial, dan skor tes kecerdasan.
Anak yang lahir dari ibu yang mengonsumsi suplemen atau makanan yang mengandung omega-3 selama kehamilan dan bulan-bulan pertama menyusui pun memiliki nilai akademis yang lebih tinggi, ketimbang anak yang ibunya tidak mengonsumsi suplemen atau makanan yang mengandung omega-3.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Oxford University pada 2012-2014 pun menunjukkan bahwa anak-anak yang menerima asupan omega-3 memiliki kemampuan membaca yang lebih baik dan lebih cepat, dibanding anak seusianya yang tidak mendapat asupan omega-3.
Pada penelitian yang diberi nama DOLAB Study itu juga menemukan bahwa anak-anak yang tercukupi kebutuhan omega-3 nya, memiliki tidur yang lebih baik, yaitu 58 menit lebih lama, dibanding mereka yang tidak.
3. Mengurangi Depresi
Selain baik untuk kecerdasan, omega-3 juga digadang efektif untuk mengatasi depresi dan gangguan kejiwaan lainnya.
Sebuah studi kecil yang dilakukan pada 2006 pada anak usia 6-12 tahun pun menunjukkan bahwa omega-3 dapat membantu pengobatan depresi pada anak secara signifikan.
Hal ini dikarenakan asam lemak omega-3 dapat meningkatkan kelancaran aliran darah di otak. Pada orang yang mengalami depresi, kondisi aliran darah ke otak seringkali ditemukan kurang lancar.
Zat yang terkandung dalam omega-3 juga dapat meningkatkan efektivitas beberapa obat antidepresan.
Itulah yang mungkin membuat omega-3 dapat membantu proses penyembuhan berbagai penyakit kejiwaan, seperti salah satunya depresi.
4. Menurunkan Risiko Demensia dan Alzheimer
Seiring bertambahnya usia, volume otak manusia akan semakin menyusut. Itulah mengapa orang yang berusia lanjut rentan terkena penyakit yang berkaitan dengan ingatan seperti demensia dan alzheimer.
Namun, berbagai penelitian menunjukkan bahwa asupan omega-3 yang cukup akan membantu mencegah penyusutan otak dan menurunkan risiko penyakit-penyakit tersebut.
Hal ini juga dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh South Dakota Sanford School of Medicine, pada 1.111 wanita yang berusia rata-rata 70 tahun yang juga tidak memiliki tanda-tanda demensia.
Hasilnya, wanita yang memiliki EPA dan DHA tinggi, memiliki otak dengan ukuran 2 sentimeter kubik lebih besar, dibanding mereka yang kadar EPA dan DHA nya rendah.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]