WahanaNews.co, Jakarta - Tingkat stres dan pola hidup modern seringkali membawa sejumlah tantangan baru yang dapat memengaruhi kesehatan tidur kita.
Salah satu masalah tidur yang umum dihadapi oleh banyak orang adalah insomnia. Insomnia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kebiasaan-kebiasaan tertentu yang kita lakukan sehari-hari.
Baca Juga:
Fakta-fakta Ilmiah Soal Tidur yang Jarang Diketahui, Simak Yuk!
Insomnia merupakan gangguan tidur yang menyebabkan kesulitan untuk tertidur, mengakibatkan kurangnya waktu tidur sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Orang yang mengalami insomnia juga cenderung tidak memiliki kondisi fisik yang optimal untuk menjalani aktivitas pada hari berikutnya.
Ada berbagai penyebab insomnia, mulai dari kondisi penyakit yang menyertainya hingga kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering dilakukan.
Baca Juga:
Catat! Ini 5 Teh yang Efektif Atasi Insomnia agar Tidur Nyenyak
Tidak hanya diidentifikasi sebagai gangguan tidur, seseorang dianggap mengalami insomnia apabila mengalami kesulitan untuk memulai tidur, kesulitan untuk menjaga tidur, atau keduanya.
Beberapa faktor tak terduga yang ternyata menjadi pemicu insomnia antara lain:
Main Gadget Sebelum Tidur
Dikarenakan tekanan pekerjaan, mungkin Anda harus tetap berhadapan dengan laptop bahkan ketika bersiap tidur.
Akan tetapi, pernahkah Anda menyadari bahwa penggunaan semua perangkat elektronik tersebut dapat merugikan kualitas tidur Anda?
Tidak hanya dampak dari penggunaan laptop, kebanyakan orang seringkali memeriksa media sosial melalui perangkat genggam, sehingga paparan cahaya dari gadget tersebut dapat membuat Anda kesulitan untuk tidur dengan cepat.
Beberapa kegiatan interaktif lainnya seperti berbicara melalui pesan atau bermain game bisa membuat otak tetap aktif dan memicu terjadinya insomnia.
Terlalu Lama Tidur Siang
Terlalu lama tidur siang dapat menyebabkan insomnia karena dapat mengganggu ritme tidur alami tubuh, yang dikenal sebagai ritme sirkadian.
Ritme sirkadian adalah pola tidur dan bangun yang diatur oleh jam biologis internal tubuh dan dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti cahaya dan suhu.
Tidur siang yang berkepanjangan dapat merubah pola tidur harian dan mengakibatkan penurunan kualitas tidur malam.
Ini karena tubuh mungkin tidak merasa cukup lelah atau mengantuk pada waktu tidur malam yang seharusnya, sehingga menyebabkan kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur sepanjang malam.
Selain itu, terlalu lama tidur siang juga dapat memicu perubahan hormon melatonin yang dapat memengaruhi siklus tidur.
Melatonin, hormon yang diproduksi oleh kelenjar pineal, membantu mengatur siklus tidur dan bangun. Tidur siang yang berlebihan bisa mengakibatkan ketidakseimbangan produksi melatonin, menyebabkan kesulitan untuk merasa mengantuk pada malam hari.
Akibatnya, pola tidur dapat terganggu, dan seseorang dapat mengalami kesulitan tidur atau insomnia sebagai dampak dari tidur siang yang berlebihan.
Oleh karena itu, jam tidur siang yang dianjurkan hanya selama 20 hingga 30 menit saja. Jika lebih dari itu, maka bisa memicu insomnia atau membuat kepalamu pusing.
Makan Sebelum Tidur
Makan menjelang tidur dapat menyebabkan insomnia karena proses pencernaan yang berlangsung setelah konsumsi makanan.
Ketika seseorang makan, tubuh harus bekerja keras untuk mencerna makanan tersebut. Proses pencernaan membutuhkan aktivitas metabolisme dan pelepasan enzim pencernaan, yang pada gilirannya meningkatkan suhu tubuh.
Peningkatan suhu tubuh ini bertentangan dengan perubahan suhu tubuh yang normal terjadi menjelang tidur, yang seharusnya menurun untuk memfasilitasi proses tidur.
Oleh karena itu, makanan yang dikonsumsi menjelang tidur dapat mengacaukan ritme alami tubuh yang mempersiapkan untuk tidur, mempersulit seseorang untuk merasakan kenyamanan dan memasuki tahap tidur yang dalam.
Selain itu, makanan tertentu mengandung zat-zat stimulan seperti kafein atau tiramin yang dapat merangsang sistem saraf pusat.
Kafein, yang ditemukan dalam kopi, teh, dan cokelat, misalnya, memiliki efek merangsang yang dapat menyebabkan sulitnya seseorang untuk bersantai dan tidur.
Kandungan gula yang tinggi dalam beberapa makanan juga dapat meningkatkan energi dan membuat sulit bagi tubuh untuk merelaksasi diri.
Dengan demikian, makanan yang mengandung stimulan atau sulit dicerna dapat berkontribusi pada kesulitan tidur dan menyebabkan insomnia jika dikonsumsi menjelang waktu tidur.
Jika Anda tidak merasa terlalu lapar, disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan sebelum tidur, karena dapat mengakibatkan gangguan tidur.
Jika merasa lapar namun masih ingin tidur nyenyak, lebih baik memilih untuk mengonsumsi makanan ringan. Selain itu, disarankan untuk menghindari makanan pedas sebelum tidur, karena dapat menyebabkan insomnia akibat efeknya yang mungkin membuat perut menjadi tidak nyaman.
Konsumsi Alkohol dan Kafein
Meskipun alkohol dapat memberikan efek penenang dan menyebabkan rasa kantuk, sebenarnya ia hanya menginduksi tidur lebih cepat.
Setelah mengonsumsi alkohol, kemungkinan besar Anda akan terbangun di tengah malam dan mengalami kesulitan untuk kembali tidur.
Di sisi lain, kafein juga dapat menyebabkan insomnia jika dikonsumsi secara berlebihan.
Berdasarkan sebuah survei yang dilakukan oleh National Sleep Foundation pada tahun 2005, orang yang mengonsumsi empat cangkir atau lebih minuman berkafein dalam sehari memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala insomnia dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi atau hanya mengonsumsi satu cangkir per hari.
Memerhatikan Jam
Kebiasaan memerhatikan jam dapat menjadi salah satu faktor sepele namun signifikan yang dapat menyebabkan insomnia.
Ketika seseorang terus-menerus memeriksa waktu di jam tidur, dapat muncul kecemasan terkait dengan durasi tidur yang tersisa. Kegelisahan ini dapat memicu stres dan kesulitan untuk merileks, menghambat proses alami tidur.
Kebiasaan memerhatikan jam juga dapat meningkatkan tekanan psikologis terkait kewajiban untuk tidur sesuai dengan jadwal yang diinginkan.
Hal ini dapat menciptakan tekanan tambahan pada individu yang sebenarnya ingin tidur, menyebabkan pikiran terus aktif dan sulit untuk mencapai ketenangan yang diperlukan untuk tertidur.
Oleh karena itu, meskipun terlihat sepele, kebiasaan ini dapat memiliki dampak yang cukup besar terhadap kualitas tidur seseorang.
Saat melihat jam, maka Anda memikirkan tentang berapa jam lagi yang tersisa untuk bangun keesokan paginya. Hal ini memicu produksi kortisol dan adrenalin sehingga kamu akan terjaga dan semakin sulit tidur.
Itulah kebiasaan sepele yang bisa menjadi penyebab insomnia. Jika Anda mengalami insomnia atau gangguan tidur lain yang cukup mengganggu aktivitas, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]