"Mereka mengira saya mengalami serangan jantung," kata dia.
Dokter spesialis jantung di Adelaide, Gao-Jing Ong, mengatakan kondisi patah hati ini biasanya disebabkan karena stres emosional atau fisik yang sangat kuat seperti ketika seseorang ditinggal orang yang dicintai atau saat putus dari hubungan.
Baca Juga:
Bahas Penguatan Kerja Sama Pemberantasan Narkoba, BNN Terima Kujungan AFP
"Tetapi pasien juga bisa mengalami hal ini saat gembira, seperti ketika menang lotre atau diterima di pekerjaan baru," jelas dia.
Dr Ong mengatakan penderita kondisi ini sebenarnya lebih banyak dari yang diperkirakan orang.
"Diperkirakan penderitanya sekitar 2 persen dari seluruh pasien yang datang ke rumah sakit dengan dugaan serangan jantung," katanya.
Baca Juga:
Australia Mau Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini Alasannya
Namun, jumlahya lebih tinggi di kalangan perempuan lanjut usia, karena 'Takotsubo' ditemukan di sekitar 10 persen dari pasien yang ke rumah sakit karena serangan jantung.
'Takotsubo' kadang diduga sebagai serangan jantung, namun Dr Ong mengatakan perbedaannya adalah dengan melihat bilik jantung sebelah kiri.
Dia mengatakan bilik jantung itu akan membesar seperti gurita, karena itu nama sindrom ini diambil dari bahasa Jepang 'Takotsubo'.