WahanaNews.co | Pakar
epidemiologi mengingatkan potensi penularan Covid-19 yang besar di ruangan
tertutup, terlebih ruangan yang merupakan area publik.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Epidemiolog Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman
mengingatkan pentingnya gedung-gedung perkantoran maupun fasilitas publik
tertutup harus memiliki sirkulasi udara yang baik.
Ia mengingatkan bahwa infeksi virus corona SARS Cov-2 itu
bisa menular secara airbone atau melalui udara. Sehingga ruangan tertutup
dengan ventilasi buruk, risiko penularan virus jadi lebih tinggi.
"Mekanisme penularan melalui udara yang disebut
"airbone aerosol" dan "droplet". Keduanya berkaitan dengan ukuran partikel
udara," kata Dicky dalam webinar daring, Kamis (5/8/2021).
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Dicky membenarkan, lonjakan kasus baru akhir-akhir ini,
salah satunya kontribusi dari kluster ruangan tertutup seperti perkantoran,
restoran, tempat ibadah, hingga sekolah.
Sebagai tindakan pencegahan virus, Dicky menyarankan agar
masyarakat menggunakan masker dua lapis. Yakni maskes medis di dalam dan masker
kain diarea luar. Selian itu, sebaiknya tidak pernah membuka masker saat berada
di ruangan publik yang tertutup.
"Kita ini kalau ke luar rumah, di luar rumah itu sedang
badai, potensi terpaparnya sangat besar sekali. Sekalipun kita menggunakan
payung tetap akan cipratan terkena air," kata Dicky.
Sementara itu, praktisi pengelola bangunan Deddy El Rashid
mendorong agar pengelola gedung mulai memperhatikan sistem ventilasi udara
sebagai pelindungan ekstra pencegahan penularan Covid-19.
Pengelola gedung juga bisa menambah fasilitas dengan
memasang sinar ultraviolet C (UVC) yang sesuai standar untuk membunuh bakteri
dan virus.
"Kita menganjurkan menambah asupan udara bersih yang
menjadi nominalnya dua kali pergantian udara dan mengganti filter yang lebih
baik, yang memiliki efesiensi lebih tinggi," katanya. [qnt]