WAHANANEWS.CO, Jakarta - Belakangan ini masyarakat kembali dihebohkan oleh kasus anak yang tubuhnya dipenuhi cacing.
Fenomena tersebut membuka mata kita betapa seriusnya penyakit cacingan jika tidak segera ditangani.
Baca Juga:
Program Cek Kesehatan Gratis Diluncurkan, Wamenkes: Anak-anak Senang dan Happy!
Banyak orang menganggap remeh, padahal cacingan bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang berdampak langsung pada tumbuh kembang anak.
Salah satu langkah utama untuk mengatasi sekaligus mencegah komplikasi akibat cacingan adalah dengan mengonsumsi obat cacing sesuai aturan, dosis, dan jenis yang tepat.
Pengobatan ini tidak boleh dilakukan sembarangan, sebab setiap jenis obat memiliki mekanisme kerja serta aturan minum yang berbeda.
Baca Juga:
YouTube Dilarang untuk Anak Usia di Bawah 16 Tahun, Pemerintah Australia Tegas Lindungi Generasi Muda
Jika diabaikan, infeksi cacing akan menyedot nutrisi penting dari dalam tubuh.
Kondisi ini dapat menyebabkan malnutrisi, anemia, gangguan daya tahan tubuh, hingga keterlambatan pertumbuhan fisik maupun kecerdasan anak.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali jenis obat cacing yang tersedia dan memahami cara penggunaannya.
Melansir dari laman Alodokter, berikut adalah beberapa jenis obat cacing yang umum digunakan beserta aturan minumnya:
1. Piperazine
Obat ini biasanya diberikan untuk mengatasi infeksi cacing gelang dan kremi.
Tersedia dalam bentuk tablet maupun larutan, piperazine bekerja dengan cara melumpuhkan cacing hingga akhirnya keluar bersama tinja.
Obat ini bisa diminum sebelum atau sesudah makan.
Namun, tidak dianjurkan dikonsumsi bersamaan dengan pirantel pamoat, tramadol, atau obat pencahar tertentu.
Konsultasi dengan dokter tetap disarankan agar dosisnya sesuai.
2. Pirantel Pamoat
Efektif membasmi cacing kremi, gelang, dan tambang. Cara kerjanya hampir sama, yakni melumpuhkan cacing agar keluar bersama kotoran.
Dosisnya menyesuaikan berat badan dan jenis infeksi. Obat ini aman diminum baik sebelum maupun sesudah makan.
3. Levamisole
Bermanfaat khususnya untuk infeksi cacing gelang. Obat ini tidak hanya membunuh cacing, tetapi juga membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Agar efek samping mual berkurang, sebaiknya diminum bersama makanan atau susu. Tetapi, jangan dikonsumsi dengan alkohol.
4. Mebendazole
Termasuk obat yang banyak direkomendasikan karena mampu membunuh berbagai jenis cacing, mulai dari kremi, cambuk, gelang, hingga tambang.
Mekanisme kerjanya dengan menghambat penyerapan nutrisi cacing, sehingga lama-kelamaan cacing mati kelaparan.
Obat ini berbentuk tablet kunyah yang bisa diminum dalam kondisi perut kosong, tetapi hasilnya lebih baik bila dikonsumsi bersama makanan berlemak.
5. Albendazole
Hampir mirip dengan mebendazole, albendazole efektif melawan cacing pita, gelang, tambang, dan kremi.
Obat ini diminum saat makan agar penyerapan lebih maksimal.
Namun penggunaannya harus hati-hati karena bisa berinteraksi dengan sejumlah obat lain, seperti obat kejang, ARV, atau obat malaria.
6. Praziquantel
Direkomendasikan untuk infeksi cacing hati dan skistosoma. Obat ini bekerja dengan membuat cacing melepaskan isapan dari tubuh inang.
Biasanya diminum bersama makanan, ditelan utuh tanpa dikunyah karena rasanya sangat pahit.
Jika sulit, tablet bisa dihancurkan lalu dicampur makanan lunak, tetapi harus segera diminum.
Tidak semua obat cacing bisa dibeli bebas. Beberapa tersedia sebagai obat bebas terbatas, sementara yang lain harus dengan resep dokter.
Karena itu, penting membaca aturan pakai pada kemasan atau berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum mengonsumsinya.
Selain minum obat, pencegahan tetap menjadi kunci utama.
Biasakan menjaga kebersihan diri, mencuci tangan dengan sabun, memakai alas kaki, serta memastikan makanan dalam kondisi bersih dan matang sempurna.
Kebiasaan sederhana tersebut mampu menurunkan risiko cacingan, sehingga anak-anak dapat tumbuh sehat dan optimal.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]