WahanaNews.co | Pandemi Covid-19 sudah lebih dari tiga tahun menggorogoti sendi-sendi perekonomian Indonesia.
Semua orang pasti pernah mengalami atau terinfeksi Covid-19. Namun, tunggu dulu, di luar itu, ada banyak orang di seluruh dunia yang mungkin juga belum pernah tertular atau terinfeksi Covid-19 sama sekali.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Dosen Virologi University of Surrey, UK, Lindsay Broadbent telah meneliti tentang orang yang belum terinfeksi.
Namun, belum secara spesifik mengetahui alasan mengapa orang berhasil menghindari Covid-19 begitu lama.
Penelitian juga dilakukan tanpa mengesampingkan efek jangka panjang orang-orang yang pernah terinfeksi Covid-19.
Baca Juga:
Program KKS, Milik Semua Instansi dan Masyarakat Dairi
Terkait upaya genetik manusia Covid-19, studi yang dipimpin oleh para peneliti di AS, telah merekrut orang-orang yang diketahui terpapar virus, tetapi belum memilikinya sendiri.
Termasuk petugas kesehatan atau orang yang tinggal di rumah dengan kasus Covid-19 yang dikonfirmasi.
Para ilmuwan memeriksa DNA mereka dan mencari mutasi tidak biasa yang mungkin menjelaskan resistensi nyata terhadap infeksi SARS-CoV-2.
"Ini mungkin mutasi pada reseptor seluler atau enzim yang dibutuhkan virus untuk masuk ke sel kita, atau mungkin mutasi pada gen yang terlibat dalam respons kekebalan terhadap infeksi," terang Lindsay, dikutip dari Science Alert.
Studi yang berupaya mengungkap anomali dalam DNA itu disebut studi asosiasi genome. Studi tersebut mampu mengidentifikasi mutasi genetik yang membuat beberapa orang kebal terhadap infeksi lain seperti HIV dan norovirus (kutu muntah musim dingin).
"Jika kita dapat mengidentifikasi alasan orang mungkin kebal terhadap virus tertentu, secara teoritis, pengetahuan itu dapat digunakan untuk mencegah infeksi," terangnya lebih lanjut.
Potensi Adanya Orang yang Bisa Kebal Secara Alami
Peneliti mengatakan untuk memahami mutasi genetik yang membuat seseorang kebal terhadap Covid-19 dapat memberikan wawasan berharga tentang bagaimana SARS-CoV-2 menginfeksi orang dan menyebabkan penyakit.
Dengan kata lain, studi ini mungkin menarik secara ilmiah, tetapi mungkin tidak secara klinis.
"Meskipun perlu waktu sebelum kita mendapatkan jawaban dari penelitian ini, para ilmuwan yakin ada sekelompok kecil orang yang secara alami kebal terhadap SARS-CoV-2 karena gen mereka," ujar Lindsay.
Sementara itu, di sisi lain, ada banyak orang yang terkena long Covid atau efek jangka panjang akibat Covid-19.
Banyak yang memiliki gejala sangat parah sehingga kondisi tersebut secara signifikan membatasi aktivitas sehari-hari mereka.
"Meskipun ada beberapa teori tentang apa yang berkontribusi pada long Covid, termasuk mikro gumpalan dalam darah dan peradangan kronis, kami tidak benar-benar tahu mengapa beberapa orang terpengaruh dan yang lainnya tidak," pungkasnya. [Tio/Detik]