WAHANANEWS.CO, Jakarta - Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang dan merusak sel-sel kekebalan tubuh, sehingga kemampuan tubuh untuk melawan infeksi menjadi jauh lebih lemah.
Kondisi ini membuat sebagian masyarakat masih menganggap HIV sebagai sesuatu yang menakutkan, meski ilmu kedokteran terus berkembang dan informasi yang benar sudah semakin mudah diakses.
Baca Juga:
Indonesia Baru Capai 67 Persen ODHIV dalam Pengobatan, Kemenkes Kejar Target 95-95-95
Walaupun HIV bukan penyakit baru, beragam mitos dan informasi yang keliru tetap mudah ditemui di tengah masyarakat.
Akibatnya, tidak sedikit orang dengan HIV yang masih mengalami stigma, dijauhi lingkungan, atau diperlakukan secara diskriminatif.
Untuk itulah penting memahami berbagai kesalahpahaman yang masih beredar luas.
Baca Juga:
Jangan Merasa Aman! Raja Singa Bisa Menyerang Meski Tak Pernah 'Nakal'
Berikut sejumlah mitos seputar HIV/AIDS beserta penjelasannya berdasarkan informasi dari berbagai sumber kesehatan terpercaya.
1. Interaksi dengan Orang Positif HIV Dapat Menularkan Virus
Masih banyak orang yang cemas ketika berinteraksi dengan teman, kerabat, atau rekan kerja yang hidup dengan HIV.
Padahal, HIV tidak menular melalui aktivitas sehari-hari yang melibatkan kontak biasa.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menegaskan ada sejumlah mitos yang salah kaprah terkait penyebaran HIV/AIDS. CDC menyampaikan beberapa poin berikut:
- HIV tidak dapat hidup lama di luar tubuh manusia, misalnya di permukaan benda.
- HIV tidak menular melalui sentuhan, air mata, keringat, atau urine.
- HIV tidak menular ketika kamu menyentuh pegangan pintu, berjabat tangan, menggunakan peralatan makan yang sama, menggunakan toilet yang sama, atau melalui udara.
Penularan HIV hanya terjadi melalui cara tertentu, seperti hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik tidak steril, atau penularan dari ibu ke bayi.
2. HIV Dapat Menular Lewat Gigitan Nyamuk
Salah satu mitos yang masih dipercaya sebagian masyarakat adalah anggapan bahwa nyamuk dapat membawa virus HIV dari satu orang ke orang lain.
Asumsinya, ketika nyamuk mengisap darah orang dengan HIV, maka nyamuk dapat menyebarkan virus itu ke tubuh orang berikutnya.
Faktanya, anggapan ini tidak benar. CDC mengatakan bahwa gigitan nyamuk atau serangga lainnya tidak dapat menularkan HIV.
Menurut penjelasan WebMD, penelitian menunjukkan bahwa meskipun suatu wilayah memiliki banyak nyamuk dan kasus HIV cukup tinggi, tidak ada bukti bahwa penularan HIV terjadi melalui gigitan serangga.
3. Penderita HIV Pasti Berujung AIDS
Banyak orang menyamakan HIV dengan AIDS, padahal keduanya tidak identik.
HIV adalah virus penyebab melemahnya sistem imun, sementara AIDS merupakan stadium lanjut dari infeksi HIV yang terjadi setelah bertahun-tahun tanpa pengobatan.
Tanpa terapi, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS. Namun, tidak semua orang dengan HIV akan otomatis mengalami AIDS, terutama jika mendapatkan pengobatan dan perawatan sejak dini.
4. Orang dengan HIV Tidak Bisa Berumur Panjang
Pandangan bahwa orang dengan HIV selalu sakit-sakitan dan berumur pendek sudah tidak relevan dengan perkembangan medis saat ini.
Dengan terapi dan perawatan yang tepat, orang dengan HIV dapat menjalani hidup sehat, bekerja, beraktivitas, bahkan memiliki harapan hidup yang panjang.
Terapi HIV menggunakan antiretroviral therapy (ARV) yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
Terapi ini memang belum bisa menghilangkan HIV sepenuhnya, namun ARV mampu menekan jumlah virus di dalam tubuh, sehingga sistem kekebalan tetap terjaga.
Dengan disiplin menjalani pengobatan dan kontrol rutin, orang dengan HIV dapat tetap produktif dan menjalani kehidupan normal seperti masyarakat lainnya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]