WahanaNews.co | Rambut rontok memang menganggu karena selain menjadi tipis dan berkurang, tetapi juga mengotori lantai ruangan yang berjatuhan akan helai rambut.
Rambut rontok merupakan lepasnya rambut secara berlebihan. Kondisi ini dapat mengakibatkan penipisan rambut atau kebotakan, baik sementara maupun permanen.
Baca Juga:
Betulkah Kebotakan di Usia Muda karena Stres?
Jumlah rambut normal sebenarnya ada sekitar 100 ribu helai, dan akan lepas atau rontok sekitar 50–100 helai setiap harinya. Jika dalam angka tersebut, masih terhitung secara normal. Sebab, rambut rontok akan berganti dengan rambut baru.
Berbicara rambut rontok, ternyata ada hubungannya dengan obesitas. World Heart Federation (WHF) melaporkan bahwa lebih dari 2,3 miliar anak-anak dan orang dewasa di seluruh dunia diyakini kelebihan berat badan atau obesitas.
Obesitas ternyata bisa menyebabkan rambut rontok. Dr. Monica Chahar, Kepala Dokter Kulit dan Direktur, Dekorasi Kulit, Dwarka, Delhi, dalam Healthshots, mengatakan perempuan yang mengalami obesitas dan kelebihan berat badan lebih cenderung mengalami masalah kesehatan rambut seperti kerontokan rambut.
Baca Juga:
5 Kebiasaan yang Picu Kebotakan Pria di Usia Muda
Namun, ini bukan hanya perkara obesitas saja. Gaya hidup yang tidak sehat pun mendukung hadirnya kerontokan rambut pada orang-orang.
"Kelebihan lemak perut dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, khususnya peningkatan produksi androgen, seperti dihidrotestosteron (DHT). Tingkat DHT yang meningkat dapat mengecilkan folikel rambut, menyebabkan penipisan rambut dan akhirnya rambut rontok," ujar Dr. Chahar.
Lebih lanjut, Dr. Chahar mengatakan perempuan gemuk atau kelebihan berat badan mengembangkan resistensi insulin. Hal ini dapat menyebabkan Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS), salah satu masalah reproduksi yang paling umum di kalangan perempuan muda.