WahanaNews.co | Berkumpul bersama keluarga di momen Idulfitri tentu sangat membahagiakan.
Apalagi dengan suguhan hidangan khas Idulfitri membuat momen tersebut kian bermakna.
Baca Juga:
BPOM Terapkan Aturan Baru, Takaran Saji Kental Manis Dipangkas Setengahnya
Opor ayam, rendang, dan gulai sudah menjadi bagian tradisi perayaan Idulfitri di Indonesia. Namun tak jarang, mereka yang telanjur kalap mengkonsumsi makanan kaya santan ini dihantui ketakutan akan kadar kolesterol yang melonjak dalam tubuh.
Seringkali beredar anggapan, mengkonsumsi makanan tertentu, seperti timun bisa membantu menurunkan kadar kolesterol.
Lantas, fakta atau mitos sih efektif menurunkan kolesterol dengan mengonsumsi timun?
Baca Juga:
Makanan yang Mencegah Risiko Serangan Jantung: Ahli Gizi Beri Penjelasan
Spesialis gizi klinik dari RS Pondok Indah (RSPI) dr Juwalita Surapsari, MGizi, SpGK, menjelaskan pada dasarnya, makan timun boleh-boleh saja dicoba untuk menurunkan kadar kolesterol sebagaimana yang dipercaya banyak orang.
Namun ia mengingatkan, jika konsumsi timun tersebut masih dibarengi sikap tidak menjaga pola makan misalnya dengan sering mengkonsumsi makanan gorengan, tetap saja risiko tinggi kolesterol tetap ada.
"Kalau hanya makan timun saja tetapi makanan yang tinggi (kolesterol) tadi tetap dikonsumsi, kayaknya nggak akan banyak efek," jelas dr Juwalita pada detikcom beberapa waktu lalu.
Hal senada sempat dijelaskan juga oleh spesialis penyakit dalam dari Junior Doctor Network Indonesia, dr Andi Khomeini Takdir Haruni atau yang disapa dr Koko. Ia menambahkan, diperlukan pengujian lebih dulu untuk memastikan tingkat efektivitas timun dalam menurunkan kadar kolesterol pada tubuh.
"Benar bahwa ada beberapa makanan yang diduga punya khasiat, tapi lagi-lagi itu harus crystal clear dia khasiatnya seperti apa. Apakah menghambat penyerapan lemak atau memang menurunkan kadar lemak dalam darah," ungkapnya pada detikcom beberapa waktu lalu.
"Sebaiknya dilakukan uji klinis. Otherwise kalau sayur dan buah-buahan itu makanan yang kaya akan vitamin, mineral, dan serat dan tetap boleh dikonsumsi buat kesehatan," pungkas dr Koko. [Tio/Kcm]