WAHANANEWS.CO - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Budi Setiawan, mengingatkan pentingnya menjaga mutu dan keamanan pangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan cara memastikan makanan dikonsumsi maksimal dua jam setelah dibagikan.
“Jadi, makanan itu idealnya dimakan tidak lebih dari dua jam setelah dimasak, kalau memang kudapannya digoreng, itu juga harus dibatasi agar tidak dimakan siswa lebih dari empat jam,” kata Budi dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN), Rabu (5/11/2025).
Baca Juga:
SPPG Lasara Sawo Ditutup Sementara, Ribuan Pelajar di Nias Utara Tak Lagi Terima MBG
Ia memahami bahwa Program MBG masih dalam tahap awal pelaksanaan di Indonesia, sehingga berbagai pihak seperti Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) maupun penyedia katering masih dalam proses penyesuaian.
“Ini karena pertama kali di Indonesia, jadi dunia kuliner dan gizi itu kan baru pertama kali membuat makanan dengan kapasitas 3.000–4.000 setiap hari, jadi, katering komersial juga mungkin belum pernah punya pengalaman itu,” ujarnya.
Meski begitu, Budi menekankan perlunya pelatihan khusus bagi petugas SPPG agar dapat mengelola dan mendistribusikan makanan dengan aman dan efisien.
Baca Juga:
Beredar Video, Menu MBG Berulat di Dairi
“Jadi perlu dilakukan pelatihan, khususnya keamanan pangan. Ada beberapa informasi di SPPG itu saat memasak butuh waktu yang lama, pemorsian di holding-nya juga terlewati waktunya, kemudian waktu pengantarannya juga, sehingga ada risiko bahwa makanan itu dikonsumsi terlalu lama,” tuturnya.
Sebagai informasi, hingga November 2025, jumlah penerima manfaat program MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang dengan lebih dari 13 ribu unit SPPG yang beroperasi di berbagai daerah.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]