WahanaNews.co | Rokok elektrik atau dikenal publik dengan vape ternyata memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan paru, salah satunya adalah pneumothorak atau disebut paru bocor.
"Paru bocor itu banyak laporan di luar negeri, rokok elektronik itu menyebabkan pneumothorak (paru bocor)," ujar Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Prof. DR. Dr. Agus, Sp.P (K), FISR, FAPSR dalam virtual media briefing, Selasa (9/1/2024).
Baca Juga:
Ayah Chandrika Chika Kaget Putrinya Pakai Narkoba
Prof. Agus mengungkapkan kasus paru bocor akibat penggunaan rokok elektrik juga dilaporkan di Indonesia.
Salah satunya adalah pasien yang ditangani oleh Prof. Agus, dimana pasien tersebut mengalami paru bocor setelah menggunakan vape selama satu tahun.
"Tapi di Indonesia apakah terjadi? Iya ada kejadiannya. Kasus saya sendiri yang saya rawat di rumah sakit. Pasien itu 23 tahun kemudian merokok biasa 10 tahun kemudian pindah ke rokok elektronik selama 1 tahun (50 hisap per hari). Selama 10 tahun parunya enggak bocor kemudian pindah 1 tahun ke rokok elektronik," katanya menambahkan.
Baca Juga:
Berkah Ramadhan, Atomizer Bandung Community Bagikan Takjil Gratis
Berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen ditemukan adanya cairan di dalam paru-paru pasien berusia 23 tahun itu.
"Sudah diperiksa semua tidak ada cairan TB, tidak ada tumor, tidak ada kanker. Setelah selesasi dioperasi dikeluarkan cairannya, paru-parunya bisa dikembangkan kembali," ujarnya.
Prof Agus juga meminta pasiennya itu untuk berhenti vapping. Alhasil pasien tersebut tidak mengalami kekambuhan lagi.
"Enggak dikasih obat TBC, enggak dikasih obat kanker. Penyebabnya kemungkinan besar karena vape ya, dan ini fakta tidak bohong," jelasnya.
Tak hanya si perokoknya saja, ditemukan juga perokok elektronik pasif juga mendapatkan dampak kesehatan pada paru-parunya.
"Radang paru bisa laporan kasus di Indonesia tahun 2022 ketika perokok pasif padahal dia, rekannya perokok elektronik terpapar setiap hari. Usianya 18 tahun," kata dia.
Untuk radang paru-paru akibat vape juga dilaporkan pada pasien yang dirawat Prof. Agus.
"Di kasus sehari-hari saya temukan radang paru, pneumonia saya rawat. Laki-laki 18 tahun sesak nafas batuk-batuk pakai vape tiga bulan. Setelah dirontgen ada radang paru. Saya beri obat antibiotik saya suruh stop vapenya abis itu stabil enggak pernah datang enggak ada datang," tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]