WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kementerian Pembangunan Nasional menegaskan bahwa visi Indonesia Emas 2045 dirancang untuk mewujudkan bangsa yang berdaulat, maju, adil, dan sejahtera.
Penegasan ini disampaikan oleh Deputi Bidang Kebijakan Strategi Pembangunan Keluarga, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana BKKBN, Dr. Ukik Kusuma Kurniawan, dalam forum internasional bertajuk International Family Forum Conference yang berlangsung di Istanbul, Turki, pada 22–23 Mei 2025.
Baca Juga:
Mensos Gus Ipul Sebut Sekolah Rakyat Langkah Awal Capai Indonesia Emas 2045
Dalam paparannya, Ukik menyampaikan bahwa dengan populasi lebih dari 282 juta jiwa, Indonesia tengah berada dalam masa bonus demografi.
Lebih dari 70 persen penduduk kini masuk dalam usia produktif, yang menurutnya merupakan jendela peluang (opportunity window) bagi pembangunan nasional.
"Kebijakan nasional kita, yang disebut Indonesia Emas 2045. Bertujuan membangun negara yang berdaulat, maju, adil, dan sejahtera dengan keluarga berkualitas sebagai fondasinya," katanya.
Baca Juga:
Dewan Ekonomi Nasional: Baterai Lithium RI Paling Lengkap, Sayangnya Ekosistem Belum Sinkron
Ia menambahkan, pemerintah terus fokus mengatasi tantangan berkelanjutan dalam pembangunan keluarga, termasuk kemiskinan, kekurangan gizi pada anak, dan kerentanan remaja.
Upaya itu dilakukan melalui penguatan pendidikan berbasis nilai dan pembangunan karakter generasi muda.
Pemerintah, lanjut Ukik, berkomitmen memperkuat kapasitas keluarga agar mampu membina anak-anak yang sehat, tangguh, dan produktif di masa depan.
"Untuk mengatasi masalah ini, Indonesia telah mengadopsi kebijakan tentang pendekatan siklus hidup keluarga. Strategi ini memastikan program Pemerintah hadir, dari masa bayi hingga tahap lanjut usia," kata dia.
Strategi tersebut, menurutnya, mencakup layanan di bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan, serta ketahanan ekonomi pada setiap fase kehidupan.
Beberapa inisiatif telah diluncurkan pemerintah untuk memaksimalkan potensi demografi ini.
Di antaranya, program pengasuhan anak melalui orang tua asuh guna mengatasi stunting, layanan penitipan anak berbasis komunitas bagi ibu bekerja, peningkatan keterlibatan ayah dalam pengasuhan, hingga program lansia aktif dan produktif agar tetap bisa berkontribusi bagi masyarakat.
"Prioritas ini didukung oleh peningkatan dalam pemberian layanan keluarga, yang didasarkan pada teknologi digital, dengan menggunakan kecerdasan buatan dan sistem informasi terintegrasi. Untuk memastikan setiap keluarga Indonesia memiliki akses ke dukungan yang akurat, responsif, dan tepat waktu," kata Ukik.
Sebagai penutup, Ukik menyampaikan komitmen Indonesia untuk menempatkan keluarga sebagai pusat dalam kebijakan pembangunan nasional.
Ia juga mendorong kerja sama lintas negara, termasuk dengan Turki, dalam penguatan kebijakan keluarga baik melalui kolaborasi selatan-selatan maupun utara-selatan.
"Memperkuat keluarga, berarti menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh. Untuk masa depan yang lebih baik," ucap Ukik.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]