WahanaNews.co | Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengizinkan penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin Zifivax asal China.
Vaksin Zifivax dibuat menggunakan metode protein rekombinan, yakni menggunakan sebagian dari komponen virus untuk memicu reaksi imun tubuh. Dinilai lebih aman bagi pasien immunocompromised.
Baca Juga:
Kanada Izinkan Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 6 Bulan hingga 5 Tahun
Kepala BPOM Penny K Lukito menyebut, vaksin Covid-19 tersebut dikembangkan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical asal China dan dikembangkan di Indonesia bekerjasama dengan PT JBio.
"Pada hari ini BPOM kembali menginformasikan, telah diberikannya persetujuan terhadap satu produk vaksin covid-19 yang baru, dengan nama dagangnya Zifivax," kata Penny dalam keterangan pers secara daring, Kamis (7/10/2021).
Dia menambahkan Zifivax merupakan vaksin yang uji klinisnya dilakukan beberapa negara dengan mencapai 28.000 sukarelawan.
Baca Juga:
RSUD CAM Kota Bekasi Sediakan Layanan Vaksinasi Jenis Moderna
Di Indonesia melibatkan 4.000 relawan yang dilakukan di Bandung.
"Dilakukan di Bandung dengan FKUI, RSCM Jakarta, plus uji klinik fase III dilaksanakan di berbagai centre,” ujarnya.
Menurut penjelasannya, efikasi atau kemanjuran dari vaksin ini mencapai 81,71% yang dihitung setelah 7 hari secara vaksinasi lengkap. Dan efikasinya mencapai 81,4% setelah 14 hari vaksinasi lengkap.