Misalnya, cermat membaca label. Pada label kental manis, sudah tertulis bahwa produk tersebut tidak untuk menggantikan ASI, tidak cocok untuk bayi sampai usia 12 bulan, dan tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi.
Dokter Frida juga menyarankan kepada para orang tua untuk memantau berat badan dan tumbuh kembang anak sejak bayi, dengan kurva pertumbuhan.
Baca Juga:
Skandal Daycare Depok: Pemilik Omzet Ratusan Juta Bayar Gaji Staf Cuma Rp 250 Ribu
Melalui kurva ini, akan terlihat bagaimana penambahan berat badan bayi/anak; apakah sesuai dengan tinggi badan maupun usianya.
“Sudah mulai warning kalau berat badan si Kecil menurut tinggi badannya +2 SD (standar deviasi), yang menunjukkan bahwa ia sudah mengalami kegemukan. Bila angkanya mencapai +3 SD, maka si anak tergolong obesitas,” ucapnya.
Bila anak sudah mengalami obesitas, dr Frida mengimbau orang tua untuk tidak menurunkan berat badan anak yang gemuk atau obesitas bukan dengan cara diet ketat dan melarang anak makan makanan tertentu.
Baca Juga:
Tips Ampuh agar Anak Tidak Stres
“Apalagi sampai mengurangi jumlah kalori secara drastis, karena akan membuat anak craving atau kelaparan. Akhirnya, terjadi efek yoyo,” jelasnya.
Selain itu juga mengembalikan pola makan sesuai kebutuhan kalori yang normal. Pertama-tama, buatlah jadwal makan teratur.
Terdiri dari tiga kali makan besar (sarapan, makan siang, makan malam), serta dua kali selingan.