Untuk merespons meningkatnya kasus, pemerintah setempat hampir menggandakan jumlah tempat tidur isolasi menjadi lebih dari 7.200 unit.
Pemerintah Guangdong juga menegaskan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk dengan meminta warga menjaga kebersihan rumah dan menghindari genangan air, termasuk di pot tanaman, peralatan dapur, hingga botol minum.
Baca Juga:
Chikungunya Serang Puluhan Warga Bojongpicung Cianjur, Sebagian Alami Kesulitan Berjalan
Komisi Kesehatan Foshan menetapkan sanksi denda hingga 10.000 yuan (sekitar Rp22,8 juta) bagi warga yang melanggar aturan kebersihan lingkungan dan berpotensi memicu penyebaran nyamuk.
Sementara itu, CDC Beijing menyebut bahwa wabah ini kemungkinan berasal dari luar negeri.
Meski dua jenis vaksin chikungunya telah mendapatkan izin penggunaan di beberapa negara, ketersediaannya masih terbatas secara global.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Gelar Rakor Pencegahan dan Penanggulangan Deteksi Penyakit Secara Dini
China pertama kali mengalami lonjakan chikungunya pada 2010 dengan lebih dari 250 kasus di Dongguan, wilayah yang berdekatan dengan Foshan.
Sementara kasus pertama tercatat masuk pada 1987 dan selama beberapa dekade kemudian tidak pernah meluas secara signifikan hingga saat ini.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.