WAHANANEWS.CO, Jakarta - China tengah menghadapi gelombang baru wabah chikungunya yang menyebar cepat di wilayah selatannya. Hingga Jumat (25/7/2025), lebih dari 4.000 kasus tercatat, dengan sebagian besar terjadi di Foshan, Provinsi Guangdong.
Data resmi dari departemen kesehatan di distrik-distrik kota Foshan mencatat lonjakan drastis kasus sejak dua pekan lalu, saat pelacakan infeksi dimulai secara intensif.
Baca Juga:
Indonesia Nomor 2 Tertinggi di Dunia Kasus TBC
Wakil Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional, Sun Yang, menyebut situasi ini masih tergolong serius dalam konferensi pers di Foshan pada Rabu (23/7/2025).
Chikungunya adalah infeksi virus yang ditularkan lewat gigitan nyamuk. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit ini menyebabkan demam tinggi dan nyeri sendi hebat, namun jarang menyebabkan kematian.
Pihak berwenang telah menyarankan masyarakat untuk menghindari gigitan nyamuk menggunakan kelambu, kasa pada pintu dan jendela, serta losion anti-nyamuk.
Baca Juga:
Musim Hujan Tak Stabil, Kasus Chikungunya di Indonesia Naik Tajam Awal 2025
Mereka juga mengimbau agar masyarakat segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti demam, nyeri sendi, dan ruam kulit.
Sebagian besar kasus tercatat di distrik Shunde, Foshan, daerah yang dikenal sebagai destinasi kuliner Kanton dan kerap dipadati wisatawan.
CCTV, stasiun televisi milik pemerintah, menampilkan pasien yang tengah dirawat di rumah sakit dalam kelambu isolasi.