WahanaNews.co | Transportasi pesawat terbang
kini menghadapi ancaman baru, bukan saja dari cuaca atau mesin.
Ancaman baru yang
bisa mendatangkan kecelakaan pesawat terbang itu ternyata ada pada kondisi fisik pilot.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Akibat banyak diliburkan karena pandemi Covid-19, sejumlah
pilot mengaku tubuhnya serasa kaku saat mengoperasikan pesawat terbang.
Ada beberapa gerakan tubuh pilot yang bisa menimbulkan kesalahan, walau itu kategori kecil.
Kesalahan pilot akibat
fisik yang kaku itu, di
antaranya, lupa menarik jet penumpang dari
gerbang bandara.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Peristiwa lainnya,
ketika petugas pertama lupa menyalakan mekanisme anticing yang memastikan
sensor ketinggian dan kecepatan udara di bagian luar pesawat.
Dilansir dari laman latimes.com,
beberapa pilot mengalami
banyak masalah saat mendaratkan jet penumpang.
Hal itu menyebabkan
setidaknya tiga kali percobaan sebelum
pesawat berhasil mendarat.
Beberapa kali kesalahan terbang dan kecelakaan terjadi sejak bulan Mei 2020.
Sejak adanya pandemi
Covid-19, turunnya permintaan perjalanan udara ke level yang paling rendah
dalam beberapa dekade,
menjauhkan para pilot dan
jajarannya dari penerbangan untuk
sementara waktu.
Salah satu pilot menjelaskan
bahwa dia sudah kaku dalam mengendalikan pesawat karena sudah beberapa bulan tidak dalam penerbangan.
Pakar penerbangan dan
perwakilan maskapai mengakui
bahwa ketika pilot sedang
tidak aktif selama beberapa bulan, maka akan menurunkan tingkat keterampilan
dan kemahiran mereka.
Di antara banyaknya kasus, yang sering terjadi adalah penerbangan awal yang terlalu cepat atau terlalu tinggi saat
mendarat.
Sejak dimulainya pandemi
Covid-19, maskapai secara dramatis mengurangi jumlah penerbangan harian di beberapa rute.
Bulan April dan Mei, jumlah lepas landas harian di Amerika Serikat (AS) menurun sekitar 75
persen dari masa pra-pandemi.
Jika diakumulasikan hingga akhir-akhir ini, jumlah lepas landas
meningkat menjadi 43 persen dari masa awal
pandemi.
Kenaikan tersebut membuat
pilot yang sudah beristirahat selama empat bulan harus bekerja lagi.
Beberapa maskapai mengumumkan bahwa mereka akan membawa 400 pilot untuk musim panas depan
dengan tujuan distribusi vaksin Covid-19 yang
permintaannya meningkat.
Walaupun banyaknya kasus dan kekakuan pilot dan jajarannya, belum ada insiden kejadian pilot yang sampai melukai penumpang dan menyebabkan
kecelakaan besar.
Di Indonesia,
pada 15 September 2020,
tepatnya di Bandara Internasional
Kualanamu, Deliserdang, Sumatera Utara, sempat ada sebuah Jet Airbus 330 yang mendarat di
rerumputan liar, namun tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.
Badan Keselamatan Transportasi Indonesia menyimpulkan bahwa mereka
memang kesulitan untuk mempertahankan kemampuan pilot, karena sebelumnya beberapa pilot memang mengalami
istirahat terbang selama 90 hari.
Federasi Administrasi Penerbangan atau dikenal dengan FAA
mengatakan bahwa mereka akan membuat peraturan baru untuk pilot dan pembantunya untuk menyesuaikan kondisi saat ini.
Pandemi membuat beberapa perusahaan maskapai memberikan
pertimbangan dan FAA memberikan beberapa peraturan baru tanpa audiensi.
Hal itu karena kebutuhan mendesak untuk mengubah kondisi menjadi
lebih baik dan bisa segera diberlakukan. [qnt]