WAHANANEWS.CO, Jakarta - Cuka apel sering kali disebut-sebut sebagai ramuan ajaib untuk berbagai masalah kesehatan, mulai dari membantu menurunkan berat badan, mengontrol gula darah, hingga detoksifikasi tubuh.
Namun, di balik semua klaim manis itu, muncul satu pertanyaan yang cukup menggugah rasa ingin tahu: bagaimana jika cuka apel dikonsumsi oleh penderita asam lambung?
Baca Juga:
Benarkah Asam Lambung Mematikan? Dokter Ungkap Faktanya
Kandungan asam asetat dalam cuka apel membuat sebagian orang khawatir, terutama mereka yang memiliki riwayat maag atau GERD (gastroesophageal reflux disease).
Di satu sisi, ada klaim bahwa cuka apel justru bisa membantu menyeimbangkan kadar asam di lambung.
Tapi di sisi lain, banyak juga yang merasa perih atau mual setelah mengonsumsinya. Jadi, mana yang benar?
Baca Juga:
Diduga Sakit Lever dan Lambung Kambuh, Pria Tua di Siantar Hembuskan Nafas Terakhir
Banyak penderita asam lambung merasa bingung: apakah cuka apel benar-benar bermanfaat atau justru memperparah kondisi mereka?
Pertanyaan ini menjadi semakin penting karena tak sedikit orang yang mengikuti tren kesehatan dari media sosial atau pengalaman pribadi orang lain, tanpa mempertimbangkan risiko medis yang mungkin muncul.
Agar kamu tidak salah langkah dalam menjaga kesehatan pencernaan, penting untuk menggali informasi berdasarkan fakta ilmiah dan pendapat pakar medis.
Apa Itu Cuka Apel dan Mengapa Populer?
Cuka apel adalah cairan hasil fermentasi sari buah apel yang mengandung asam asetat sebagai komponen utama.
Kandungan inilah yang membuat cuka apel terasa asam dan dipercaya memiliki berbagai manfaat, mulai dari antibakteri hingga menstabilkan gula darah.
Namun, untuk penderita asam lambung, kandungan asam asetat justru bisa menjadi pedang bermata dua.
Pendapat Medis tentang Cuka Apel dan Asam Lambung
Menurut dr. Yassin Yanuar Mohammad, Sp.PD dari RS Pondok Indah, mengonsumsi cuka apel bagi penderita GERD atau maag kronis bisa menimbulkan risiko iritasi lambung.
“Kondisi lambung yang sudah teriritasi akan semakin sensitif terhadap zat asam tambahan dari luar, termasuk dari cuka apel. Ini bisa memicu perut terasa panas, nyeri ulu hati, dan bahkan mual,” jelasnya.
Namun, ada juga pandangan lain yang menyebut bahwa cuka apel bisa membantu sebagian kecil orang dengan gangguan pencernaan akibat kadar asam lambung yang justru terlalu rendah.
Dalam kasus ini, cuka apel dipercaya mampu merangsang produksi asam lambung dan membantu proses pencernaan.
Meski demikian, pendekatan ini tetap bersifat eksperimental dan harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Cara Aman Mengonsumsi Cuka Apel
Jika kamu tetap ingin mencoba cuka apel, pastikan kamu tidak mengonsumsinya dalam kondisi perut kosong.
Campurkan satu sendok teh cuka apel ke dalam segelas air matang dan minum setelah makan.
Hindari mencampurkannya dengan minuman bersoda atau jus jeruk karena kombinasi keasaman bisa memperparah iritasi lambung.
Gunakan sedotan saat minum untuk melindungi email gigi dari erosi akibat asam, dan jangan lupa berkumur dengan air putih sesudahnya.
Selain itu, hentikan segera konsumsi jika kamu merasakan gejala seperti perih di ulu hati, mulas, atau mual setelah meminumnya.
Kapan Sebaiknya Menghindari Cuka Apel Sepenuhnya?
Penderita GERD akut, tukak lambung, atau yang sedang menjalani pengobatan dengan antasida dan PPI (Proton Pump Inhibitor) sebaiknya menghindari konsumsi cuka apel.
Kombinasi antara obat dan zat asam tambahan bisa mengganggu efektivitas pengobatan dan memperburuk kondisi lambung.
Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai kebiasaan baru ini, terutama jika kamu memiliki riwayat gangguan pencernaan kronis.
Jangan sampai keinginan untuk hidup sehat justru membuat kondisi kesehatanmu semakin kompleks.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]