WahanaNews.co | Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi mengungkapkan pentingnya digitalisasi bidang kesehatan.
Menurut Dedy, digitalisasi bidang kesehatan, dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal untuk masyarakat yang tinggal di wilayah pelosok.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
"Di tengah pandemi ini, sektor kesehatan tidak luput dari digitalisasi. Salah satu dampak yang paling terlihat adalah banyak orang yang menggunakan aplikasi telemedisin untuk berkonsultasi dengan dokter tanpa berkunjung ke rumah sakit," kata Dedy Permadi di Jakarta, Kamis (7/4/2022).
Dedy melanjutkan digitalisasi bidang kesehatan dapat bekerjasama dengan negara lain agar dapat memperkuat tata kelola kesehatan secara global.
"Ini bisa diperkuat melalui kerja sama dengan negara lain," kata Dedy.
Baca Juga:
Program KKS, Milik Semua Instansi dan Masyarakat Dairi
Presidensi G20 Indonesia 2022 mengedepankan tiga isu prioritas yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan ekonomi, dan transisi energi berkelanjutan.
Kominfo, selaku penanggung jawab bidang komunikasi dan media untuk Presidensi G20 Indonesia, mengharapkan masyarakat memahami betapa pentingnya forum ini bagi Indonesia maupun dunia.
Negara anggota G20 memiliki kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto global, yaitu sebesar 80 persen. Mereka juga berperan besar bagi sektor perdagangan, menguasai 75 persen perdagangan secara global.
Forum G20 juga bersifat strategis karena menguasai 60 persen populasi dunia. Pentingnya forum ini bagi masyarakat juga terlihat dari ketiga isu prioritas, yang disebut Dedy dekat dengan masyarakat.
Selain isu kesehatan, soal transisi energi juga dekat dengan masyarakat, misalnya bagaimana cara mengurangi konsumsi energi fosil dan beralih ke energi surya. Sementara pada isu transformasi digital, internet, apalagi sejak pandemi, sudah menjadi keutuhan sehari-hari masyarakat.
Data terbaru menunjukkan pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta orang, kebanyakan dari mereka mengakses media sosial. Menggunakan media sosial menyebabkan ada sejumlah data pribadi pengguna yang dikelola oleh penyelenggara sistem elektronik atau platform digital. [rin]