WahanaNews.co | Dokter Spesialis Urologi Widi Atmiko mengajak masyarakat untuk memenuhi asupan cairan tubuh salah satunya dengan meminum air putih untuk menghindari adanya kristalisasi mineral di urine yang menyebabkan batu ginjal.
“Batu timbul karena adanya ketidakseimbangan komposisi urine. Misalnya ada kalsium, asam urat dan bermacam-lah, pada umumnya terjadi pada asupan cairan yang kurang sehingga terjadi kristalisasi berbagai mineral,” kata Widi Atmiko dalam Webinar HUT Ke-103 RSCM yang ditayangkan melalui YouTube RSCM, Kamis (3/11).
Baca Juga:
BNN Razia dan Tes Urine Mendadak di Pelabuhan Angin Gunungsitoli, 1 Orang Positif Narkoba
Widi menyampaikan bahwa Indonesia termasuk negara stone belt yang berarti negara yang populasinya banyak menderita batu karena berada di iklim tropis yang mengakibatkan kurangnya cairan atau dehidrasi tubuh.
Faktor eksternal lain selain kurangnya asupan minum, pola makan yang tinggi garap atau gaya hidup yang sedenter atau hanya duduk atau tiduran sepanjang hari, serta penggunaan obat-obat tertentu dapat meningkatkan potensi terkena batu ginjal.
“Kemudian ada faktor-faktor internal, misalnya kelainan ginjal bawaan dari lahir atau saluran penyempitan yang cukup signifikan. Itu bisa mempengaruhi terjadinya batu atau ada kelainan metabolik bawaan, pada anak-anak itu ada urine yang cenderung menghasilkan ion-ion sistem yang bisa berisiko terjadinya batu,” ucapnya.
Baca Juga:
8 Cara Cek Ginjal Sendiri Lewat 8 Jenis Warna Urine
Selain itu gangguan hormon paratiroid yang menyebabkan metabolisme kalsium yang tidak normal serta sindrom metabolik seperti diabetes melitus dan darah tinggi juga bisa menyebabkan timbulnya batu.
Lebih lanjut Widi menyampaikan pengangkatan batu ginjal bisa dilakukan melalui terapi non-invasif minimal dan invasif minimal.
Terapi non-invasif minimal dapat dilakukan dengan terapi extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) yaitu prosedur mengobati batu ginjal tanpa prosedur beda maupun teleskop dan hanya menggunakan gelombang kejut yang bertujuan untuk memecah batu menjadi fragmen-fragmen berukuran kecil sehingga bisa keluar dari tubuh secara alami.